Kenaikan harga sejumlah komoditas, khususnya pada kelompok bahan makanan berdampak pada tingginya angka inflasi Aceh pada bulan Mei 2018.
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat, inflasi Aceh pada Mei 2018 sebesar 0,69 persen.
Kepala BPS Aceh Wahyuddin menyebutkan inflasi tersebut disebabkan tingginya permintaan terhadap kelompok bahan makanan pada bulan suci Ramadhan seperti tongkol dan daging ayam.
Menurutnya, kelompok bahan makanan menyumbang angka inflasi sebesar 1,80 persen disusul kelompok sandang sebesar 1,14 persen.
“Tapi kalau di bandingkan dengan Ramadhan tahun lalu, inflasi tahun ini lebih rendah, apalagi empat bulan sebelumnya Aceh deflasi terus. Kedepan ini kalaupun naik lagi tidak tinggi lagi,” ujarnya.
Wahyudin menambahkan untuk kota pemantau inflasi di Aceh masing-masing Kota Banda Aceh, Lhokseumawe dan Meulaboh, seluruhnya terjadi inflasi, masing-masing sebesar 0,72 persen, 0,69 persen dan 0,57 persen.
Selain itu kata Wahyudin, pada bulan Mei 2018 juga terdapat sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga seperti cabe merah, cabe rawit dan bawang putih.
Menurutnya, penurunan harga terjadi selain karena stok yang melimpah juga disebabkan oleh masuknya bawang-bawang illegal di pasaran.
“Hasil kita turun ke lapangan, kata pedagang yang murah itu merupakan bawang illegal, yang tidak tercatat dalam impor kita. Kalau teman lihat bawang yang besar-besar itu, barang luar negeri itu semua,” ujarnya.