Dalam tiga tahun terakhir, kondisi inflasi Aceh selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada bulan suci ramadhan di bandingkan bulan-bulan lainnya, dengan rata-rata inflasi sebesar 0,91 persen.
Inflasi Aceh pada bulan ramadhan dalam tiga tahun terakhir disumbangkan oleh kelompok bahan makanan, makanan jadi dan transportasi.Sementara komoditas terbesar penyumbang inflasi selama bulan ramadhan adalah beras, daging ayam, ikan tongkol, daging sapi, udang basah dan nasi dengan lauk.
Hal demikian disampaikan Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh Zainal Arifin, Rabu (16/052018).
Arifin mengatakan untuk mengantisipasi inflasi pada Ramadhan tahun ini, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Aceh telah memperkuat koordinasi dengan TPID kabupaten kota di Aceh, instansi terkait, pedagang dan distributor.
Dari pertemuan itu diketahui bahwa harga bahan pokok sejauh ini masih stabil, dan stok mencukupi selama bulan ramadhan, begitu juga dengan pasokan listrik serta BBM. Oleh karena itu TPID juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir.
TPID kata Zainal Arifin juga menghimbau masyarakat untuk menjaga stabilitas harga dengan cara bijak dalam berbelanja dan mengkonsumsi bahan pangan pokok seperlunya.
“Karena menjelang ramadhan permintaan agak berlebih karena masyarakat khawatir harga kana naik, dan ditambah dengan distribusi barang yang tidak sempurna, ini lah yang harus dikendalikan, masyarakat konsumen harus mendapatkan edukasi, stake holder harus meyakinkan masyarakat bahwa stok mencukupi, sehingga tidak mendorong masyarakat untuk belanja secara berlebihan,” ujarnya.
Ia menambahkan, upaya lain untuk mengendalikan inflasi juga dilakukan dengan inspeksi pasar, menjaga ekspekstasi inflasi masyarakat, melakukan intervensi harga bahan pokok melalui program operasi pasar, pasar murah dan beras sejahtera.
“Para pedagang juga agar tidak memnafaatkan momentum bulan Ramadhan untuk melakukan penimbunan dan menaikkan harga bahan pangan pokok,” lanjutnya.