Anggota Komisi Hukum, Keamanan dan Hak Asasi Manusia DPR RI asal Aceh M Nasir Djamil, menyampaikan rasa belangsungkawa dan keprihatinan mendalam atas musibah kebakaran di sumur minyak yang dikelola secara tradisional di Rantau Panyang Peureulak, Aceh Timur, Rabu (25/04/218) dini hari.
Akibat musibah itu belasan orang dikabarkan meninggal dunia dan puluhan orang mengalami luka berat.
“Kejadian ini setau saya bukan yang pertama kali terjadi. Tapi ini kali tergolong besar karena ada yang meninggal. Karena itu harus ada perhatian ekstra dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur,” ujar Nasir Djamil.
Menurut Nasir Djamil, kejadian itu disebabkan karena kelalaian penambang yang selama ini bekerja secara tradisional dan dengan peralatan sekedarnya. Para pekerja juga tidak dilengkapi dengan perangkat kerja yang aman.
“Saya mengimbau agar sumur-sumur tua yang selama ini dikelola secara tradisional dapat ditertibkan sesuai dengan prosedur kerja yang aman. Jangan sampai ke depan terjadi lagi peristiwa tragis tersebut,” ujarnya.
Dikatakan, konon peredaran uang di sumur minyak tua tersebut mencapai angka Rp 10 miliar. Melihat angkanya maka jangan dianggap remeh dan dibiarkan tidak terurus.
“Disatu sisi rakyat ingin menghidupi dirinya, tapi jaminan keselamatannya diabaikan atau tidak mendapat perhatian,” ujar Nasir Djamil
Menyinggung soal penegakan hukum terkait dengan pengelolaan sumur tua tersebut, politisi PKS tersebut juga meminta agar Polda Aceh mengusutnya secara tuntas. Tapi diharapkan menggunakan pendekatan “restoratif justice”.
“Pendekatan hukum retributif dikuatirkan lama dan tidak memberikan efek jera kepada warga yang selama ini mengelola sumur-sumur tua tersebut,” pungkas Nasir Djamil.
Sementara itu bedasarkan keterangan diterima dari salah seorang warga di Gampong pasi putih, bahwa sekira hari Rabu, tanggal 25 April 2018, sekira pukul 24.00 wib telah keluar minyak dari sumur yang dibor secara tradisional dilahan milik Zainabah.
Sumur tersebut mengeluarkan minyak dan gas dan disaat bersamaan datang sekelompok warga untuk mengambil minyak yang keluar dengan cara di leles . Adapun sekelompok orang yang sedang mencari minyak mentah tersebut berjumlah lebih dari 10 orang, yang belum diketahui datanya.
Adapun maksud dan tujuan dari warga yang datang kelokasi guna mengambil tumpahan minyak yang tidak tertampung tersebut dan setelah beberapa lama tepatnya pukul 01.30 wib terjadi ledakan yang menimbulkan kebakaran, penyebab terjadinya kebakaran belum diketahui.
Kalak BPBD mengerahkan 4 unit armada Damkar dan di bantu Oleh Personil TNI,Polri,
Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melaksanakan pemadaman dan memberikan perlindungan kepada masyarakat di sekitar lokasi kebakaran
Hingga saat ini kebakaran belum dapat dipadamkan. Petugas damkar, BPBD, TNI, dan POLRI saat ini masih siaga di lokasi kejadian kebakaran untuk mengantisipasi dampak kebakaran meluas ke pemukiman masyarakat.