Sebagai salah satu bentuk dukungan untuk melestarikan budaya bangsa, khususnya budaya Aceh, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar lomba teut apam.
Kegiatan yang berlangsung di komplek pasar Peuniti Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh itu diikuti oleh 12 kelompok ibu-ibu dari 10 gampong dalam kecamatan Baiturrahman serta peserta dari luar Banda Aceh.
Kegiatan itu juga dalam rangka Milad PKS ke 20 serta memperingati Isra’ dan Mi’raj 1439 Hijriyah, yang merupakan bagian dari Program kunjungan daerah pemilihan anggota DPR RI asal Aceh HM Nasir Djamil.
Nasir Djamil mengatakan, kegiatan itu juga sebagai bentuk kepedulian pihaknya untuk melestarikan budaya yang sudah berlangsung secara turun temurun ditengah-tengah masyarakat Aceh.
“Ini menjadi penting dan akan terus kita lakukan rutin setiap tahunnya, akan menjadi agenda tahunan bagi PKS sehingga generasi kedepan tidak meninggalkan tradisi yang baik ini,” ujar anggota komisi III DPR RI ini.
Sementara itu Anggota DPRK Banda Aceh Zulfikar Abdullah yang turut hadir pada kegiatan itu menyebutkan, masyarakat kota Banda Aceh sangat antusias mengikuti lomba teut apam tersebut dan Ia berharap agar tradisi teut apam juga menjadi agenda tahunan di kota Banda Aceh.
“Karena kalau kegiatan ini masuk dalam kalender tahunan kota Banda Aceh, tentu ini akan menjadi bagian menarik untuk mendatangkan wisatawan ke Banda Aceh, sebagaimana visi-misi dari walikota Banda Aceh,” lanjut anggota Komisi C DPRK ini.
Zulfikar juga menyampaikan apresiasi kepada para pedagang serta panitia dan kader PKS yang telah bersemangat menyukseskan kegiatan yang dinilainya cukup penting itu.
“Kegiatan seperti ini mungkin asing di Banda Aceh, makanya kita akan gelar ini secara rutin kedepannya. Dan kepada peserta jangan melihat hadiah atau berharap menjadi pemenang, karena yang penting adalah kebersamaan dan merawat tradisi,” tambah Zulfikar.
Ditempat yang sama Mukim Putroe Phang Kecamatan Baiturrahman Amirullah menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan tersebut. Menurutnya, jika tidak dilestarikan, dikhawatirkan, generasi kedepan sudah tidak mengenal lagi budaya teut apam.
“ Kegiatan ini cukup baik untuk melestarikan kembali atau kebiasaan-kebiasaan masyarakat Aceh sejak zaman dulu pada bulan-bulan tertentu ada kegiatan seperti teut apam ini, maka saya mengharapkan agar ini rutin dilaksanakan, karena generasi sekarang banyak yang tidak tau lagi apa itu teut apam, jadi saya rasa ini sangat bermanfaat,” ujarnya.