Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Darwati A. Gani, membuka Silaturrahim Nasional Salimah tahun 2018 di Asrama Haji Banda Aceh, Sabtu (14/04). Kegiatan tersebut bertema: Roadshow mencetak 20.000 Fasilitator se-Indonesia.
Perempuan Aceh, kata Darwati sangat mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. Pasalnya, sebagai daerah yang menerapkan hukum syariat Islam, kegiatan Persatuan Muslimah Indonesia (Salimah) itu cocok dilaksanakan di Aceh.
“Kami berharap ada lebih banyak remaja Aceh yang mendapat kesempatan mengikuti pelatihan ini, sehingga kampanye untuk menerapkan semangat egaliter serta pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak di Aceh dapat lebih diperkuat,” kata Darwati.
Darwati berharap, melalui gerakan itu, di masa depan akan banyak tumbuh generasi Islami yang memiliki visi Alquran dalam kehidupannya.
Menurutnya semangat egaliter atau keseimbangan posisi antara laki-laki dan perempuan, sebenarnya menjadi budaya sejak era Kesultanan Aceh.
Sejarah mencatat Aceh memiliki seorang komandan intelijen perempuan, yaitu Po Cut Limpah. Saat bersamaan, Laksamana Keumalahayati mendapat kepercayaan sebagai komandan angkatan laut di wilayah Malaka. Bahkan sejarah mencatat Kesultanan Aceh pernah dipimpin oleh sultanah selama lebih dari 50 tahun.
Namun demikian, kondisi itu berbanding terbalik dengan Aceh pada saat sekarang. Di mana, menurut Darwati, posisi perempuan tersingkirkan dari berbagai ranah publik.
“Fakta itu dapat kita lihat dari keterwakilan perempuan di parlemen, dimana dari 81 anggota parlemen yang duduk di DPR Aceh, hanya ada 8 orang perempuan. Sementara untuk DPRK di 23 kabupaten/kota, dari 650 kursi yang tersedia, hanya diduduki oleh 57 orang perempuan,” kata Darwati.
Darwati berharap perempuan Aceh untuk lebih berperan di masyarakat agar hak-haknya semakin diperhatikan.
“Yang lebih penting lagi, kita harus dapat menyiapkan dan memberi pelatihan kepada generasi muda agar kita dapat melahirkan generasi Qurani sebagaimana yang kita cita-citakan bersama. Kaum perempuan sebagai ‘ibu generasi’ tentu memegang peranan yang sangat vital dalam upaya melahirkan generasi qurani di masa depan,” kata Darwati.
Menurut Darwati, semangat Salimah untuk memperjuangkan hak dan kemandirian perempuan serta upaya melahirkan generasi Qurani, sangat sesuai dengan semangat yang diimpikan perempuan Aceh. Apalagi Salimah mempunyai target untuk mencetak 20 ribu fasilitator guna diterjunkan ke masyarakat.