Nilai impor provinsi Aceh pada bulan Februari 2018 tercatat sebesar 3. 717. 719 USD atau mengalami peningkatan sebesar 869,75 persen di bandingkan dengan nilai impor pada Januari 2018.
Hal demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Wahyudin pada konferensi pers di Kantor BPS setempat, Senin (02/04/2018).
Wahyudin menjelaskan, impor Aceh pada bulan Februari 2018terdiri dari komoditas migas sebesar 1. 919. 130 USD atau sebesar 46,80 persen dari total impor yang berupa petroleum bitumen (minyak aspal), sedangkan impor komoditi non migas sebesar 1. 798. 589 USD atau sebesar 53,20 persen.
“Pada bulan Februari 2018 nilai impor komoditi non migas paling besar adalah kelompok komoditi bahan kimia organic yaitu sebesar 944.074 USD,” lanjutnya.
Ia menambahkan, impor non migas terbesar berasal dari Negara Singapura sebesar 944.763 USD dengan komoditi utamanya adalah phenol dan garam.
Sementara itu untuk perkembangan ekspor, nilai ekspor Aceh melalui pelabuhan di provinsi Aceh pada bulan Februari 2018 mengalami peningkatan jika dibandingkan Januari 2018. Nilai ekspor provinsi Aceh sebesar 12. 781. 784 USD atau meningkat 106, 20 persen.
Sementara ekspor komoditi asal Aceh namun di eskpor melalui pelabuhan di luar Aceh pada Februari 2018 mencapai 21,90 persen dari total ekspor Aceh yaitu sebesar 16. 366. 182 USD.
“Komoditi terbesar yang diekspor melalui pelabuhan di luar Aceh merupakan kelompok kopi, the dan rempah-rempah sebesar 1.590.360 USD, yang diekspor melalui Belawan Sumatera utara menuju sejumlah Negara dan terbesar menuju Amerika serikat,” ujarnya.
Menurut Wahyudin, hanya komoditi non migas yang diekspor Aceh dan tidak ada komoditi migas yang diekspor pada bulan Februari 2018. Adapun komoditi non migas terbesar dari provinsi Aceh selama Februari 2018 ditujukan ke Negara India yaitu sebesar 4. 770.188 USD berupa batu bara.