Dewan perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menggelar rapat dengan sejumlah institusi seperti Kepolisian, Satpol PPWH, MPU, Dinas Pariwisata dan Dinas Syariat Islam terkait maraknya prostitusi online di Aceh akhir-akhir ini.
Sepekan terakhir, pihak kepolisian setidaknya berhasil membongkar praktik prostitusi online di Kota Banda Aceh dan kota Lhokseumawe. Sejumlah mucikari dan PSK turut diamankan.
Salah satunya germo dengan inisial MRS di The Pade Hotel Banda Aceh. Bersama MRS turut diamankan tujuh PSK.
Namun demikian, pengakuan pihak wilayatul hisbah, MRS merupakan germo yang sudah menjadi Target Operasi (TO) pihaknya. Selain MRS pihak WH juga punya tiga TO germo lainnya.
Hal demikian disampaikan Ketua Komisi VII DPR Aceh Ghufran Zainal Abidin saat di wawancarai wartawan selepas pertemuan di ruang Banmus DPR Aceh, Rabu (28/032018).
Ghufran mengatakan dalam rapat tersebut pihaknya juga ingin mendapatkan laporan langsung terkait kasus yang sedang marak dibicarakan. bahkan pengakuan polisi kasus itu sudah lama di intai. Sementara informasi mengejutkan pihaknya dapatkan dari WH, terkait masih adanya tiga TO mucikari yang hingga saat ini masih terus diburu.
“Ternyata yang tertangkap di the pade hotel itu salah satu dari empat target operasi, artinya masih ada tiga lagi target yang belum tertangkap. Dan kita berharap mereka ini bisa segera ditangkap, karena ini sangat meresahkan masyarakat Aceh pada umumnya,” ujar Ghufran.
Ghufran menambahkan, terhadap mucikari dan PSK yang sudah ditangkap agar segera dilakukan proses sesuai dengan hukum yang berlaku.
Ghufran mengaku maraknya prostitus online di Aceh bukan disebabkan oleh adanya pembiaran, namun dikarenakan lemahnya pengawasan, oleh sebab itu ia meminta gubernur Aceh untuk memperkuat polisi syariat Islam (WH).