Siapa Pejabat Aceh yang Pakai PSK Online?

Tujuh perempuan terduga pekerja seks komersial (PSK) online dan seorang germo di Aceh dibekuk. Penyewa perempuan berusia 21-28 tahun ini ada dari kalangan pejabat. Siapa mereka?

Penangkapan terduga PSK online dan germo ini dilakukan setelah polisi memperoleh informasi tentang adanya praktik prostitusi di Tanah Rencong. Personel Satuan Reserse Kriminal Polresta Banda Aceh melakukan penyelidikan hingga akhirnya menyamar sebagai pelanggan.

Setelah memperoleh nomor handphone germo berinisial MRS (28) asal Sumatera Utara, komunikasi selanjutnya dilakukan via WhatsApp. Polisi saat itu memesan dua PSK berinisial AYU dan CA. Setelah harga cocok, transaksi selanjutnya dilakukan di sebuah hotel di kawasan Aceh Besar.

Polisi saat itu menyerahkan uang Rp 4 juta untuk menyewa dua PSK. Setelah bertransaksi, seorang PSK langsung diamankan, sedangkan sang germo ditangkap di parkiran pada Rabu (21/3) sekitar pukul 23.30 WIB. Setelah menangkap keduanya, polisi melakukan pengembangan. Enam terduga PSK lain selanjutnya diamankan di beberapa lokasi di Banda Aceh.

Ketujuh terduga PSK yang diamankan tersebut adalah AYU (28), CA (24), RM (23), DS (24), RR (21), IZ (23), dan MU (23). Semuanya asli Aceh. Enam orang di antaranya masih berstatus mahasiswi dan satu orang bekerja sebagai karyawan swasta.

“Enam orang perempuan yang kita amankan ini merupakan mahasiswi dan satu orang pekerja swasta,” kata Kapolresta Banda Aceh AKBP Trisno Riyanto dalam konferensi pers di Mapolresta, Jumat (23/3/2018).

Menurut Kapolresta, tarif para perempuan ini masing-masing Rp 2 juta. Mereka dipertemukan dengan calon pelanggan oleh germo MRS lewat aplikasi chatting WhatsApp. MRS sendiri sudah dua tahun menjalani bisnis tersebut.

“Perempuan yang kita amankan ini merupakan jaringan MRS. Modus operasinya MRS mengirim foto ke pelanggan yang memesan,” jelas Trisno.

Para perempuan, termasuk si germo, memilih terjun ke dunia hitam karena faktor ekonomi. MRS sendiri merantau ke Aceh pada 2008 untuk kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Banda Aceh. Namun kuliahnya terhenti karena uang jajan dari kampungnya mulai tidak dikirim.

“Saya kemudian kenalan sama beberapa perempuan di salah satu tempat hiburan di Banda Aceh,” kata MRS kepada wartawan saat ditemui di Mapolresta Banda Aceh, Senin (27/3).

Sebagai germo, tugas MRS adalah mencari pelanggan yang akan memakai PSK yang dikelolanya. Setelah lobi-lobi berhasil dengan tarif yang ditawarkan ke pelanggan mulai Rp 1,7 juta hingga Rp 2 juta, MRS mendapat jatah sekitar Rp 500 ribu. Biaya sewa PSK ini belum termasuk hotel tempat transaksi.

“Mereka (PSK) rata-rata mengeluh masalah ekonomi. Mereka minta saya cari pelanggan,” jelas MRS.

Meski uang jatah germo yang diperolehnya lumayan banyak, MRS merasa takut akan bisnis yang dijalankannya. Hal itu karena Aceh menerapkan syariat Islam sehingga pelanggar yang ditangkap akan dihadapkan ke algojo. Para pelanggar ini akan menerima cambukan yang digelar di depan umum.

“Saya pernah punya keinginan untuk berhenti, tapi karena tergiur dengan duit. Sejak ada penangkapan dulu saya sudah mau berhenti, saya menyesal,” ungkap MRS.

Menurut MRS, ada beberapa pejabat di Aceh yang pernah memesan PSK kepada dirinya. Beberapa pejabat tersebut ada yang dia kenal secara dekat, meski MRS tidak mengetahui jabatan pejabat tersebut di kantornya.

“Pasti banyak yang mesan. Kebanyakan yang order ini mereka yang punya banyak duit. Hampir semua kalangan ada, termasuk pejabat, tapi saya tidak tahu apa jabatan pejabat tersebut,”

MRS merinci kalangan pejabat di Aceh punya kriteria khusus saat memilih PSK. Mereka rata-rata memilih perempuan berkulit putih dan bersih. Pejabat yang menjadi pelanggannya itu pernah memesan pada 2016.

“Kalangan pejabat memang tidak sering. Mereka biasanya kapan ada waktu senggang, (jumlahnya) antara tiga atau empat kali,” jelas MRS.

Sementara itu, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Satuan Reserse Kriminal Polresta Banda Aceh, Ipda Septia Intan Putri, mengatakan polisi hingga kini masih mengembangkan kasus prostitusi online yang berhasil dibongkar pihaknya. Penyelidikan untuk mengetahui nama-nama pelanggan, termasuk pejabat yang pernah memesan PSK ini, masih terus dilakukan.

“Kita akan melakukan pengembangan, baik itu jaringan bisnis prostitusi online dan siapa saja pengguna atau pelanggannya,” kata Septia kepada wartawan, Senin (26/3).

Detik.com

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads