Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman kembali menyapa warganya melalui program Wali Kota Menjawab yang disiarkan secara live oleh 10 radio di Banda Aceh. Bulan ini tema yang diangkat “Peran Ulama dalam Pembangunan Kota”.
Selain Aminullah, acara yang digelar di pendopo wali kota ini juga menghadirkan Wakil Wali Kota Banda Aceh Zainal Arifin, Kadis Syariat Islam Mairul Hazami, dan Tgk Syukri Daod Pango sebagai narasumber utama.
Berdurasi satu setengah jam, program ini membuka kesempatan bagi warga kota untuk berdialog interaktif dengan wali kota dan narasumber yang hadir lewat sambungan telepon di nomor 08116888945, dan juga layanan Whatsapp.
Pada satu sesi line telepon dibuka, seorang warga kota bertanya soal boleh tidaknya pergelaran konser musik terutama pada malam hari. Penelpon lainnya bertanya soal bioskop yang sudah lama tidak dibuka di Banda Aceh.
Atas pertanyaan tersebut, wali kota menjawab setiap ada permohonan izin konser musik di Banda Aceh, pihaknya senantiasa meminta rekomendasi dari Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) dan pihak keamanan. “Jika sudah ada rekom dari keduanya tidak masalah, terutama rekomendasi dari ulama yang menjadi pertimbangan kami.” ujar walikota.
Ia menambahkan, beberapa waktu yang lalu pihaknya juga telah membahas hal tersebut dengan para ulama dan pihak terkait lainnya. “Kesimpulannya kami sepakat untuk melakukan studi banding bersama ulama kita ke Arab Saudi atau negara Islam lainnya untuk mempelajari bagaimana pengaturan soal konser musik dan bioskop di sana.” lanjutnya lagi.
Pada kesempatan itu Aminullah juga menyatakan komitmennya untuk menjadikan Banda Aceh sebagai barometer pembangunan di Aceh dalam segala bidang termasuk agama.
Wakil Wali Kota Zainal Arifin turut menambahkan, Pemko Banda Aceh sangat komit dalam penegakan Syariat Islam. “Tidak ada tawar-menawar soal Syariat Islam. Penegakannya tidak akan kita kendurkan sedikitpun. Kami juga selalu menggandeng para ulama dalam membangun kota ini.” lanjutnya.
“Soal bioskop, konser musik, dan hal-hal lainnya kami akan selalu bersandar pada keputusan ulama. Termasuk soal rencana pendirian Rumah Sakit Siloam. Insyaallah Pemko Banda Aceh tidak akan memberi izin jika tidak mudaratnya lebih besar dari pada manfaatnya bagi masyarakat,” tegasnya.
“Jika ada masukan, saran dan kritik, warga juga dapat langsung menyampaikannya kepada ulama, karena tidak ada hijab antara kami dengan ulama,” ungkap pria yang akrab disapa Cek Zainal ini.