Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Drs Budi Waseso melakukan penanaman perdana tanaman jagung di lahan seluas 23 hektare pengganti tanaman ganja di Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Rabu (28/2).
Kepada wartawan usai tanam perdana di Desa Meunasah Bungo, Budi Waseso mengatakan, sebagai percontohan maka tanam perdana komoditi alternatif Grand Design Alternative Developmen (GDAD) dikembangkan di Kabuapten Gayo Lues, Bireuen dan Aceh Besar.
“Saya menagih janji Presiden teken Inpres dan nanti program ini berlaku di seluruh Indonesia,” jelas Buwas yang didampingi Bupati Bireuen Saifannur
Ia menyatakan, program GDAD selain pengganti tanaman ganja di Aceh agar bisa hilang, juga mendukung swasembada pangan dan tanaman produktif.
Ia berharap agar komitmen bahwa ganja di daratan Aceh harus hilang dan menjadi contoh dari lainnya di Tanah Air, karena seperti di Papua juga sudah ikut tanam ganja.
“Kita juga bisa memberi contoh dengan program ketahanan pangan ini ingin membangun generasi sehat dan cerdas, jangan lagi terpengaruh narkoba, tahun 2030 Indonesia bisa mencapai generasi emas dan bonus demografi, dengan usia produktif berkualitas tidak terkontaminasi narkoba,” katanya.
Ia mengingatkan masyarakat Bireuen hebat di sektor pertanian dan produksi ikan di laut sangat besar.
Maka paling utama dijaga pertahanan pangan dan modal ke depan masyarakat sehat dan pandai juga cukup pangan.
“Inilah yang bisa saya sajikan 2,5 tahun dan saya menagih janji Presiden teken Inpres, kita harus bangga di Aceh,” tutur Komjen Pol Drs Budi Waseso.
Sementara Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Hidup Mukhti Sarjono mengatakan Bireuen salah satu sumber pangan di Aceh dan surplus padi juga dari Bireuen, sehingga Kementerian Pertanian sangat mendukung program BNN tersebut.
Bireuen tahun ini dialokasikan untuk tanaman pangan calon lahan 615 hektare, kacang kedelai 1.000 hektare, padi gogo 200 hektare dan pengembangan kelapa untuk peremajaan 200 hektare.
Kegiatan lain bantuan traktor roda dua 100 unit, pompa air 5 unit, hand driyer 100 unit dan alat tanam jagung 4 unit, rehabilitasi jaringan irigasi 500 hektare, bangun embung air satu unit, ujarnya.
“Kita tidak ingin ini program main-main, kita serius. Untuk percontohan lahan di Aceh ada tiga lokasi ditanami komoditi yang sesuai yakni di Gayo Lues ditanami kopi dan di Bireuen jagung dan kedelai juga ada di Aceh Besar,” ungkapnya.
Bupati H Saifannur mengajak masyarakat bersinergis untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Penanaman jagung hari ini momentum pertama menghindari tanaman ganja dan sabu hancurkan masa depan generasi. “Kita akan bangun lagi 1.000 hektare dan Bireuen bisa menjadi contoh untuk jagung, kedelai dan komoditi lainnya, dan saya yakin petani kreatif dan produktif,” ujarnya.
Selain itu mendukung kelancaran aktifitas petani, Pemkab Bireuen juga membantu memperbaiki jalan pertanian sehingga hasil pertanian mudah diangkut dan tidak mahal ongkos angkut dari harga jual.
Untuk lahan juga dibantu bersihkan sekali tapi setelah itu ditanami jangan semak kembali, kata Bupati Saifannur.
Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Bapennas Bidang Pemerataan dan Kewilayahan Taufik Hanafi mengatakan penanam jagung itu bentuk komitmen masyarakat Bireuen untuk bersama-sama melakukan penanaman komoditas pengganti ganja jadi nyata untuk memajukan kesejahteraan, mencerdaskan dan wujudkan masyarakat lebih sehat tanpa narkoba.
Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Suparno, mengatakan, untuk pemasaran hasil pertanian petani pihaknya punya badan layanan umum untuk pengelolaan dan menampung hasil pertanian dan untuk pemberdayaan masyarakat diharapkan tumbuhnya koperasi. Antara