Penurunan Indeks harga konsumen pada kelompok bahan makanan dan kelompok tranpor, komunikasi dan jasa keuangan menyebabkan terjadinya deflasi di provinsi Aceh sebesar 0,31 persen pada bulan Februari 2018.
Kelompok bahan makanan menyumbang deflasi sebesar 1,56 persen, sedangkan kelompok tranpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,42 persen.
Hal demikian disampaikan kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Wahyudin pada pers reales BPS Aceh, Kamis (01/03/2018).
Wahyudin mengatakan, tiga kota pemantau inflasi di Aceh masing-masing Banda Aceh, Lhokseumawe dan Kota Meulaboh juga mengalami deflasi masing-masing Banda Aceh sebesar 0,21 persen, Lhokseumawe 0,53 persen dan Meulaboh 0,25 persen. Sehingga secara agregat untuk Aceh terjadi deflasi sebesar 0,31 persen.
“Kita deflasi 0,31 di bulan Februari 2018, sementara untuk nasionalnya terjadi inflasi,”ujarnya.
Wahyudin menyebutkan, pada bulan Februari 2018 harga berbagai komoditas di provinsi Aceh secara umum menunjukkan adanya penurunan. Hal itu ditandai dengan turunnya Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 127,19 pada Januari 2018 menjadi 126,80 pada Februari 2018 atau terjadi deflasi sebesar 0,31 persen.
Menurutnya, dari 228 jenis barang dan jasa yang mengalami perubahan harga pada Februari 2018, 109 jenis barang dan jasa menujukkan adanya peningkatan harga, dan 119 jenis barang dan jasa mengalami penurunan harga.
Beberapa komoditi di provinsi Aceh yang mengalami kenaikan harga pada Februari 2018 antara lain cumi-cumi, obat dengan resep, dan emas perhiasan. Sementara yang mengalami penurunan harga antara lain daging ayam ras, angkutan udara, dan cabe merah.