Anggota DPR RI asal Aceh HM Nasir Djamil mengajak pihak kampus Unsyiah dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh untuk sama-sama memperhatikan kondisi kampus STAI Tgk. Chik Pante Kulu yang letaknya juga berada sangat dekat dengan dua kampus kebanggaan masyarakat Aceh itu.
“Unsyiah dan UIN makin megah gedung-gedungnya, tapi kampus STAI Tgk. Chik Pante Kulu malah kondisinya begini,” ujar Nasir Djamil pada Dialog Publik & Maulid, di Kampus STAI Tgk Chik Pante Kulu Darussalam, Minggu (18/02/2018).
Diskusi tersebut mengambil Tema: “Sinergisitas Tiga Poros Pendidikan di Darussalam, Sejarah dan Masa Depannya”
Nasir menilai perlunya dibentuk badan atau apapun namanya untuk menyelasaikan dan mengola lembaga pendiidkan di Kopelma Darussalam. Badan pengelola Kopelma Darussalam itulah nantinya yang akan menjadi sebuah lembaga untuk menyelesaikan sejumlah problem seperti sengketa tanah, batas-batas wilayah masing kampus. Secara umum badan ini akan mengelola kopelma Darussalam secara keseluruhan kampus, baik Unsyiah, Uin dan STAI Tgk. Chik Pante Kulu.
“Jadi Daraussalam ini milik rakyat Aceh, maka harus dikelola dengan baik bersama-sama, dan dicari solusi kalo ada sengketa, dimana solusi tersebut bisa menguntungkan ketiga pilar pendidikan itu,” ujar anggota Fraksi PKS DPR RI ini.
Anggota Komisi III DPR RI itu menyebutkan, kehadiran Kopelma Darussalam adalah ishlahul akbar atau adanya momentum transisi politik Aceh pasca DII/TII waktu itu, maka sejarah, cita-cita dan kebersamaan harus dijaga dengan membangun sinegisitas.
“Saya dan kita semua tentu berharap melalui diskusi dan duek pakat ini menjadi awal untuk memperjelas segala persoalan. saya juga tidak ingin terus-terusan meilihat tiga poros pendidikan berjalan compang, dalam artian ada yang sangat berkembang seperti Unsyiah dan UIN, namun disisi lain ada yang mati suri,” ujarnya lagi.
Pemateri lainnya, Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Badruzzamaan menyebutkan, pendidikan di Darussalam harusnya tidak terbangun ego sektoral. Ia meminta agar kampus Unsyiah dan UIN tidak hanya besar sendiri melainkan mengikutsertakan kampus lainnya yaitu Kampus STAI Tgk. Chik Pante Kulu . “Padahal dari sejarah jelas tiga lembaga pendidikan hadir berbarengan dan dalam semangat kebersamaan yang tinggi,”ujarnya.
Sementara itu Wakil Rektor Unsyiah DR Alfiyan berharap ketiga poros pendidikan ini masing-masing Unsyiah, UIN dan Kampus STAI Tgk. Chik Pante Kulu harus betul-betul bersinergi.
Sementara itu Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh Prof. Farid Wajdi pada kesempatan itu menyebutkan sampai saat ini batas kampus Unsyiah dan UIN Ar-Raniry tidak jelas.