Sekitar 1.400 hektar sawah di Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara, Aceh di landa kekeringan. Para petani mengalami kerugian pada musim tanam perdana tahun ini.
Sawah di kecamatan itu mengering lantaran hujan selama sebulan terakhir tidak turun. Soalnya, persawahannya tidak ada aliran irigasi dan mengandalkan air hujan serta mesin pompa.
“Sejak sebulan terakhir sawah-sawah di Pirak Timu dilanda kekeringan. Karena belum adanya irigasi yang mengalir ke persawahan. Selama ini kami mengandalkan air hujan, jika hujan tidak turun maka padi-padi di sawah menguning akibat kekeringan,” kata Kepala Desa Matang Keh, Pirak Timu, Ismail kepada detikFinance, Minggu (18/2/2018).
Dia menjelaskan di Pirak Timu ada sekitar 1.600 hektar sawah di mana 1.400 hektarnya mengandalkan air hujan sementara 200 hektar lainnya dialiri air melalui mesin pompa.
Jika hujan tidak turun, maka tanaman padi pada 1.400 hektar sawah itu menguning dan nyaris mati. Akibatnya, para petani merugi jutaan rupiah dalam sekali masa tanam.
Ismail menambahkan selama ini, di kawasannya itu sulit adanya air untuk persawahan akibat belum adanya aliran irigasi.
“Kami hanya mengandalkan air hujan kala bersawah. Saat ini, jangankan irigasi pembebasan lahan untuk pembuatannya saja belum ada,” tambahnya.
Dia berharap semoga Pemerintah Aceh berupaya mencari solusi atas kekeringan yang menjadi permasalahan di Kecamatan Pirak Timu. Pemerintah Aceh harus membantu secepatnya, agar para petani bisa bersawah dan mendapatkan hasil yang maksimal untuk menambah perekonomiannya. Detik