Dalam rangka memperkuat fungsi Laboratorium, Pemerintah Aceh melakukan peninjauan ke sejumlah laboratorium pada beberapa SKPA di lingkup Pemerintah Aceh. Kegiatan ini dipimpin Asisten II Setda Aceh, Taqwallah didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Mulyadi Nurdin, Rabu 3 Januari 2018.
Peninjauan ini dilakukan untuk memantau perkembangan, kemajuan serta kendala yang dihadapi masing-masing laboratorium di Aceh. Hasil peninjauan ini nantinya akan dilaporkan kepada Gubernur Aceh.
Kegiatan ini juga bertujuan memastikan semua laboratorium di Aceh berfungsi dengan baik sehingga dapat membantu memajukan Aceh dan pada akhirnya juga menambah PAD bagi Aceh.
Di setiap lokasi yang dikunjungi, Taqwallah melakukan dialog langsung dengan Kepala Dinas atau Kepala UPTD terkait.
Lokasi pertama yang dikunjungi yaitu UPTB Laboratorium Keamanan Pangan – Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh.
Di sana terdapat sejumlah ruang uji sample yang selama ini dipergunakan untuk menguji berbagai kepentingan berkaitan dengan pangan. Laboratorium ini diakui cukup aktif selama ini.
Selanjutnya kunjungan dilakukan ke laboratorium pada Dinas Energi Sumber Daya Mineral. Di laboratorium tersebut selama ini dilakukan berbagai pengujian terkait komposisi kimia batuan, mineral logam dan non logam. Selain itu juga untuk mengetahui sifat fisika batuan, mineral logam dan non logam, termasuk Uji Kualitas Air dan Mineral.
Kendala yang ditemukan di sini yaitu tidak adanya alokasi anggaran khusus sehingga fungsi lab tidak bisa dimaksimalkan. Mengetahui hal itu, Taqwallah berjanji akan segera membantu mencarikan solusi agar fungsi lab tersebut dapat sesuai harapan.
Selanjutnya kunjungan dilanjutkan ke Laboratorium UPTB Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan DLHK Aceh. Ini merupakan laboratorium lingkungan yang menguji parameter kualitas lingkungan meliputi kualitas air, udara, dan tanah.
Dalam kunjungan itu, Taqwallah mempertanyakan pengelolaan laboratorium dan meminta fungsi laboratorium benar-benar dimaksimalkan. Taqwallah juga memeriksa jumlah staf, keadaan gedung hingga fasilitas penunjang lainnya.
Kunjungan juga dilakukan ke UPTD Balai Pengujian dan Serifikasi Mutu (BPSMB) Disperindag Aceh.
Laboratorium tersebut selama ini diakui kurang berfungsi sehingga ke depan diminta untuk benar-benar difungsikan. Taqwallah juga meminta pihak UPTD tersebut menggelar rapat untuk memetakan permasalahan yang selama ini menjadi kendala untuk segera dicarikan solusi.
Di laboratorium ini terdapat sejumlah ruang khusus, seperti lab kimia, lab perikanan dan kelautan, lab hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan, serta lab minyak atsiri.
Selanjutnya peninjauan dilakukan ke UPTD Laboratorium Veteriner Dinas Peternakan Aceh. Di sana Taqwallah meninjau sejumlah ruang yang digunakan sebagai lokasi pengujian sample.
Taqwallah juga memeriksa gedung lab yang kondisinya terlihat sudah tua dengan sejumlah plafon yang mulai lapuk. Taqwallah berharap tahun ini gedung tersebut mendapat dana rehab sehingga berbagai kekurangan dapat disempurnakan.
Sementara di Dinas Bina Marga Aceh Taqwallah meninjau Lab Pengujian dan Peralatan. Di sini selama ini dilakukan pengujian sample tanah dan bahan konstruksi.
Kunjungan diteruskan ke UPTD Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh.
Kemudian dilanjutkan ke UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh. Di sana Taqwallah meninjau proses inkubasi tanaman pisang.
Lokasi terakhir yang ditinjau adalah Laboratorium Benih pada Dinas Perkebunan.
Taqwallah berharap, ke depan kinerja laboratorium-laboratorium di Aceh semakin baik. Hal ini sesuai dengan misi Gubernur Irwandi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Selama ini teman-teman lab adalah pahlawan kita. Mereka adalah pahlawan dalam peningkatan PAD,” ujar Taqwallah.
Sementara itu Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Mulyadi Nurdin mengatakan, laboratorium memiliki tiga fungsi sekaligus.
“Di samping pelayanan masyarakat, juga sebagai quality control seluruh program unggulan Pemerintah Aceh, termasuk fungsi ekonomi sebagai penambah PAD,” ujarnya.