Baitul Mal Kota Banda Aceh kembali menyalurkan toolkit (peralatan kerja) bagi 27 pemuda-pemudi yang berasal dari keluarga miskin. Sebelumnya, mereka telah mengikuti pelatihan dan magang sesuai bidang yang ditekuni.
Peralatan kerja yang bersumber dari dana zakat senif miskin tersebut diserahkan secara simbolis oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdako Banda Aceh Iskandar di halaman kantor Baitul Mal Banda Aceh, Jumat (22/12/2017).
Turut hadir di sana Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah beserta dua anggota dewan lainnya yakni Isnaini Husda dan Aiyub Bukhari. Hadir pula Kadis Koperasi UKM dan Perdagangan Rizal Junaedi, Kabag Adm Perekonomian M Ridha, Kabag Keistimewaan dan Kesra Arie Maula Kafka, dan Kabag Humas Setdako Banda Aceh T Taufik Mauliansyah.
Dalam sambutannya, Iskandar yang pada kesempatan itu mewakili Wali Kota Banda Aceh mengharapkan alat kerja yang diserahkan Baitul Mal dapat menunjang kegiatan atau usaha kecil dan menengah sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Kami berharap agar toolkit ini digunakan dengan baik untuk mengembangkan usahanya dan membuka lapangan kerja bagi kawan-kawan yang lain. Jangan malah dijual ya, karena ini merupakan amanah dari warga kota yang telah menyalurkan zakatnya melalui baitul mal,” pesannya.
Pemko Banda Aceh, sebutnya, akan terus mendukung dan memantau para penerima bantuan mulai dari tahap pelatihan hingga progres ke depan. “Ini merupakan salah satu upaya konkret dalam menekan angka pengangguran dan kemiskinan yang masih menjadi tantangan bagi Pemko Banda Aceh,” sebutnya.
Di tempat yang sama, Kepala Baitul Mal Banda Aceh Safwani Zainun menjelaskan ke-27 pemuda-pemudi yang menerima toolkit tersebut sebelumnya telah mengikuti pelatihan di BLK Banda Aceh selama tiga bulan, dan dilanjutkan dengan magang kerja selama satu bulan.
“Awalnya ada 48 peserta, namun yang berhasil lulus hanya 27 orang yang terbagi dalam tiga jurusan pelatihan dan magang yakni menjahit, instalasi listrik, dan montir sepeda motor. Toolkit yang kami serahkan hari ini totalnya senilai Rp 88.650.000. Selain itu, selama pelatihan dan magang, kami juga telah menganggarkan sejumlah uang saku, transportasi, dan snack kepada para peserta.”
Ia menambahkan, Baitul Mal Banda Aceh terus berupaya meninggkatkan alokasi penyaluran zakat untuk kegiatan-kegiatan produktif yang bersifat jangka panjang seperti penyaluran alat kerja dan beasiswa. “Saat ini, 65 persen dana zakat yang terkumpul di Baitul Mal Banda Aceh telah kita salurkan untuk kegiatan-kegiatan produktif, sisanya masih untuk yang sifatnya konsumtif seperti bagi fakir uzur dan kelompok disabilitas.”
“Kami juga berpesan agar toolkit jangan diuangkan kembali atau dijual, tapi digunakan untuk membuka atau mengembangkan usaha sendiri. Semoga berkah, dan dengan skill yang telah dibekali dapat menjadi lebih mandiri. Kami juga berharap ke depan semakin banyak Muzakki yang menyalurkan zakatnya melalui baitul mal sehingga lebih banyak masyarakat yang dapat kita bantu,” pungkasnya.