Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh menargetkan jumlah peserta Keluarga Berencana (KB) di Aceh pada tahun 2017 ini sebanyak 108. 023 orang.
Dari jumlah itu, yang sudah terealisasi hingga November sebanyak 101. 598 orang atau sekitar 94 persen. Dengan waktu yang tersisa, BKKBN Aceh optimis target tersebut akan tercapai.
Hal demikian disampaikan Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN Aceh, Farida, pada kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kemitraan dengan berbagai Media Masa lokal di Aula BKKBN Aceh, Rabu (20/12/2017).
Faridah mengatakan secara umum pemakaian alat kontrasepsi tidak ada kendala berarti, kecuali untuk penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang. Hal itu menurut Faridah masih menjadi masalah, karena banyak masyarakat belum mendapatkan informasi yang benar, sehingga penggunaan alat kontrasepsi model pil suntik masih mendominasi.
“Karena kalau model pil dan suntik, selain merugikan diri sendiri juga membebani Negara, karena biaya untuk suntik dan pil itu berat juga, sementara kalau mau alat kontrasepsi jangka panjang, secara anggaran memang lebih mahal, tapi jangka panjang,”ujarnya.
Sementara itu untuk Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), diakui Faridah, BKKBN Aceh menginginkan program-program yang ada di bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga, seperti BKB atau Bina Keluarga Balita untuk terus ditingkatkan dan program kepada remaja atau generasi berencana. Karena untuk menghasilkan remaja yang berprestasi dan inovasi harus didukung oleh sektor-sektor yang ada pada pemerintah.
“Karena selama ini masih BKKBN saja yang gembar gembor, kesana kemari untuk mempromosikan program generasi berencana itu sendiri,”tambahnya.