Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat bahwa, alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menempati urutan tertinggi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di provinsi Aceh, sebesar 10,95 persen.
Kepala BPS Provinsi Aceh, Wahyudin menjelaskan, tingginya angka pengangguran lulusan sekolah kejuruan dikarenakan lulusan tersebut belum siap diterjunkan ke dunia kerja, sehingga lulusan tersebut tidak terserab oleh lapangan pekerjaan yang tersedia.
Menurut Wahyudin, untuk mengatasi persoalah tersebut maka perlu dilakukan penambahan bimbingan seperti setelah lulus dari sekolah kejuruan para siswa diberikan pelatihan kembali di Balai Latihan Kerja.
“Pelatihan tambahan ini bertujuan agar setiap lulusan dapat memahami secara detail lagi terhadap masing-masing jurusan yang diambil saat menampuh pendidikan di sekolah kejuruan,” katanya.
Wahyudn menambahkan, selain membekali ilmu dan jam tambahan terhadap ilmu kejuruan setelah menyelesaikan studi, Pemerintah Aceh dan kabupaten/kota juga dapat memberikan dukungan modal agar mereka mampu mandiri setelah memiliki kemampuan dalam bidang yang dimiliki tersebut.
“Bantuan dana yang diberikan isa saja bermitra dengan perbankan sehingga mereka dapat menjadi generasi muda mandiri dan mampu membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di sekitarnya,” katanya.
Ia menambahkan, posisi kedua setelah SMK, ditempati SMA sebesar 10,74 persen dan TPT terendah ditempati oleh penduduk dengan pendidikan terakhir Sekolah Dasar sebesar 2,32 persen.
Pihaknya meyakini pembekalan tambahan dan pemberian bantuan usaha awal akan menurunkan angka pengguran terbuka degan latar pendidikan dari sekolah kejuruan. Ant