Dinas Syariat Islam provinsi Aceh bekerja sama dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry menggelar seminar hasil penelitian tentang strategi Dakwah Islamiyah, terkait pembinaan masyarakat di perbatasan, kegiatan tersebut berlangsung di Aula gedung Rektorat UIN Ar-Raniry Darussalam, Kamis (2/11/2017).
Kepala DSI Aceh Dr. H. Munawar A Jalil, MA, diwakili oleh kepala UPTD Penyeluhan Agama Islam Nasruddin Ibrahim, MA dalam sambutannya pada pembukaan seminar tersebut mengatakan, pembinaan aqidah bagi masyarakat di perbatasan menjadi fokus utama, karena kawasan tersebut rawan terjadi pendangkalan akidah dan peredaran narkoba serta pengaruh budaya yang dapat merusakkan moralitas generasi muda aceh.
Nasruddin menegaskan, DSI Aceh berkomitmen untuk terus melakukan pembinaan aqidah umat, karena ini amanah undang undang nomor 18 tahun 2001 tentang pelaksanaan Syariat Islam di Aceh dan diperkuat dengan qanun aceh nomor 44 tahun 2009 tentang pembinaan ibadah, aqidah, dan akhlak.
Karena itu, kata Dia bahwa tugas pokok tentang pembinaan aqidah umat menjadi fokus utama yang harus dilakukan oleh DSI Aceh dan terus melakukan kajian dan pembedahan untuk mencari format serta metode pembinaan yang mudah diterima oleh masyarakat aceh, khususnya wilayah perbatasan.
“Berbagai problematika terjadi di lapangan yang di hadapi oleh para juru dakwah dalam melakukan pembinaan terhadap masyarakat pinggiran, karena itu kajian dakwah islamiyah perlu dilakukan guna meningkatkan kemampuan para juru dakwah dalam melakukan pembinaan aqidah umat,” katanya.
Dekan FDK UIN Ar-Raniry, Dr. Kusmawati Hatta, M.Pd mengatakan, kerjasama ini bentuk keseriusan pemerintah Aceh dalam pelaksanaan Syariat Islam di Aceh. Pemerintah Aceh telah melakukan berbagai upaya untuk melaksanakan implementasi amanah undang-undang yang berkaitan dengan pelaksanaan Syariat Islam di Aceh, khususnya yang membidangi pembinaan ibadah, aqidah dan akhlak.
Kusmawati menambahkan, program strategi dakwah islamiyah ini sebagai bentuk kepedulian akademisi terhadap pelaksanaan Syariat Islam di Aceh.
“Dalam penelitian yang dilakukan selama enam bulan di tiga zona yakni Aceh Tenggara, Aceh Singkil dan Aceh Tamiang terdapat banyak persoalan yang terjadi di lapangan, karena itu kami merekomendasikan teknis pembinaan yang efektif agar penerapan syariat islam lebih baik khususnya wilayah perbatasan yang cukup rawan terjadi pendangkalan akidah dan bahaya narkoba,” ujarnya.
Pimpinan UIN Ar-Raniry menyambut baik dan apresiasi kepada pemerintah Aceh khususnya Dinas Syariat Islam Aceh yang telah melakukan kerjasama dalam usaha perbaikan dan pembinaan aqidah umat terutama di wilayah perbatasan dan daerah terpencil yang seyogyanya tugas dan fungsi da’i yang bertugas dalam pembinaan aqidah umat di perbatasan.
“Da’i perbatasan dan daerah terpencil merupakan perpanjangan tangan Dinas Syariat Islam Aceh dalam pembinaan aqidah umat, mereka itu adalah tenaga kontrak yang bebannya di tanggung oleh pemerintah Aceh, evaluasi kinerja sangat perlu dilakukan guna melahirkan kompetisi yang sehat,”. Kata Kusmawati.
Secara akademik program Dinas Syariat Islam Aceh dalam pembinaan aqidah umat di perbatasan sudah berjaln dengan baik, hanya saja masih ada yang harus dibenah agar dalam pelaksanaan di lapangan lebih baik di masa mendatang.