Hari Selasa 15 Agustus 2017, tepat 12 tahun sudah usia perdamaian Aceh yang ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman Damai antara pihak RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.
Namun demikian hingga kini masih banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan oleh Pemerintah Aceh, salah satunya adalah meyakinkan para pihak diluar Aceh bahwasanya Aceh sudah benar-benar aman.
Hal demikian disampaikan Ketua Fraksi PKS-Gerindra DPR Aceh Abdurrahman Ahmad disela-sela peringatan 12 tahun Aceh damai di lapangan Balang Padang Banda Aceh, Selasa (15/08).
Abdurrahman mengatakan masih ada imej diluar bahwa Aceh masih belum betul-betul aman. hal itu kata Abdurrahman berdampak pada masih ada keengganan investor untuk masuk ke Aceh.
“Masih ada asumsi seperti itu padahal sudah tidak ada lagi hal-hal itu, tapi isu itu masih ada, dan entah siapa yang kembangkan, dan Aceh cukup aman dan dama,”ujarnya.
Abdurrahman mencontohkan, Pilkada Aceh serentak Februari 2017 lalu di Aceh berlangsung sangat demokratis dan damai, hal itu juga menunjukkan bahwa Aceh sangat aman dan damai. Oleh karena itu Abdurrahman mengajak agar kampanye Aceh aman terus ditingkatkan.
Namun demikian setelah 12 tahun Aceh damai, Abdurrahman meminta agar pemerintah fokus untuk menurunkan angka kemiskinan dan angka pengangguran di Aceh yang masih cukup tinggi.
“Ini menjadi PR bagi kita semua, bagaimana menurunkan angka kemiskinan, pengangguran, ekonomi hars terus membaik. Kita semua sudah damai tapi bagaimana mengisi perdamaian itu yang belum optimal sehingga masyarakat kita belum sejahtera,”pungkas Abdurrahman.