Ini Langkah Pemerintah Cegah Serangan Virus WannaCry Saat SBMPTN

Menjelang tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), pemerintah berharap komputer yang digunakan peserta untuk mengikuti ujian tidak diserang virus virus Ransomware WannaCrypt atau WannaCry. Langkah antisipasi pun sudah disiapkan oleh pemerintah.

“Kami kan ada CBT (Computer Based Test), kalau CBT kena virus dan gagal langsung kami masukkan berdasarkan Paper Based Test (PBT). PBT yang harus disiapkan ini untuk antisipasi kalau CBT kena Ransomware,” kata Menteri Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Prof Muhammad Nasir usai peletakan batu pertama pembangunan gedung Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, Senin (15/5/2017).

Untuk SBMPTN tahun ini, ada 797.023 peserta yang akan mengikuti ujian. Mereka akan memperebutkan 128.085 kursi dari 85 Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Ada 2 jenis tes dalam ujian yakni ujian tertulis (Paper Based Test) dan ujian berbasis komputer (Computer Based Test). Nantinya hasil ujian SBMPTN akan diumumkan pada 13 Juni 2017.

Menurutnya, komputer yang akan digunakan untuk tes sudah dilakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak terinfeksi WannaCry. Meski demikian, komputer tersebut sekarang belum dioperasikan dan masih offline.

“Besok waktu tes baru di-online-kan,” ungkapnya.

Virus yang menyerang komputer di bidang kesehatan ini diharapkan tidak mengganggu pelaksanaan SBMPTN. Menristekdikti mengaku akan memantau langsung tes pada Selasa (16/5) esok di Palu, Sulawesi Tengah.

Seperti diketahui, Serangan ransomware WannaCrypt atau WannCry melanda puluhan negara, termasuk Indonesia. WannaCry mengincar komputer berbasis Windows yang memiliki kelemahan atau celah terkait fungsi yang dijalankan di komputer. DETIK

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads