Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal menjelaskan terkait dengan tidak adanya tulisan Asmaul Husna pada tugu simpang Lima Banda Aceh sesuai konsep awal perencanaan pembangunan tersebut.
Illiza menyebutkan, setelah melakukan audiensi dengan MPU karena sebelumnya para ulama tidak setuju dengan dibuatkannya tulisan Asmaul Husna tersebut.
Karena menurut para ulama, Tugu Simpang Lima merupakan pusat demonstrasi masyarakat kota, sedangkan tulisan Asmaul Husna merupakan tulisan yang sangat sakral, oleh sebab itu tidaklah sesuai disandingkan dengan berbagai aksi demonstrasi tersebut.
“Para ulama berpendapat, jika hal itu terjadi, maka hal ini merupakan dosa yang paling besar yang dibebankan pada Pemko Banda Aceh,” jelas Illiza.
Terakhir, Illiza menyampaikan tulisan Asmaul Husna bukanlah untuk dijadikan sebagai pajangan di jalanan, tetapi diamalkan serta diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
“Maka dari itu, beberapa hal penting inilah yang akhirnya kami sepakati menggantikannya dengan ornamen khas Aceh berupa ukiran Pintoe Aceh disetiap dinding-dinding pada Tugu Simpang Lima,” ungkap Illiza.
Pada kesempatan tersebut, Illiza juga sempat menjelaskan Tugu Simpang Lima di bangun pada era 1990-an, dimana setelah beroperasinya Bank Bukopin di Provinsi Aceh pada tahun 1988.
Sehingga sampai saat ini pula, tugu bersejarah yang merupakan salah satu ikon Kota Banda Aceh ini, masih berdiri tegak dan saat ini telah selesai dilakukannya revitalisasi.