Kuatkan Pendampingan untuk Pasien Thalassemia, DUA Luncurkan DUAFE

Untuk terus menguatkan upaya pendampingan kepada para penyandang thalassemia dan sosialisasi thalassemia di Aceh, Komunitas Darah Untuk Aceh (DUA) kini meluncurkan produk kopi dengan nama DUAFE.

DUAFE dijalankan sebagai bentuk kewirausahaan yang berbasis sosial. DUAFE adalah adalah bubuk kopi Arabica siap pakai yang dijual kepasar dan hasil penjualannya sebanyak 80 persen akan digunakan untuk proses pendampingan penyandang thalassemia, riset, sosialisasi dan pengembangan organisasi.

Pendiri Darah Untuk Aceh (DUA) Nurjannah Husien mengatakan, kini DUA menambah satu aktifitas dan program ditahun 2017 yakni dengan mengeluarkan produk kopi dengan merek DUAFE. “ Ini adalah bisnis yang berbasis sosial, artinya dengan bisini menjual kopi, DUA mendapatkan donasi untuk membantu proses pendampingan terhadap penyandang thalassemia,” jelas Nurjannnah saat meluncurkan produk DUAFE sekaligus merayakan hari jadi DUA yang ke-5  yang diperingati pada tanggal 24 April 2017, Senin (24/4/2017).

Sebagaimana diketahui, hampir semua pasien penyandang thalassemia yang melakukan pengobatan ke RSUZainal Abidin di Banda Aceh berasal dari luar Kota Banda Aceh, dan para pasien berasal dari keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan.

“Bisa dibayangkan setiap datang ke Banda Aceh, mereka harus mengeluarkan dana yang lumayan besar untuk dana transportasi, dan biaya hidup selama di Banda Aceh, dan DUA sendiri terus berupaya agar pasien bisa datang berobat dan transfuse dengan teratur untuk perbaikan kualitas hidup pasien,” jelas perempuan yang akrab disapa Nunu ini.

Sebelumnya sebut Nunu, DUA sendiri juga sudah menelurkan program bernama #S3KUMLOD ( Seribu Seorang Sebulan Kumpulan Loyal Donasi). Ini adalah program penggalangan dana bagi semua pihak yang ingin membantu pasien penyandang thalassemia untuk membantu biaya transportasi setiap bulannya ke Banda Aceh.

“Kita paham, tak semua donator ada setiap bulannya, dan donasi yang masuk pasti naik turun, untuk mengimbangi hal ini, makanya DUA kini meluncurkan program bisnis charity, dengan memasarkan produk kopi, dan kita memilih kopi karena produk ini adalah produk yang dikenal dan diminati oleh semua orang, penjualannya pun tidak hanya di Aceh tapi juga nasional dan internasional,” katanya.

Uniknya, kata Nunu, dalam semua kemasan kopi DUAFE, akan dicantumkan informasi Golongan Darah, dan karakter si pemilik golongan darah itu sendiri. “Jadi kalau konsumennya golongan darah B, maka ia akan memilih kemasan dengan tulisan Golongan Darah B beserta informasi karakter golongan darah yang bersangkutan, dan informasi-informasi seputar thalassemia, ini juga sebagai bentuk edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat,” paparnya.

Lima tahun berkiprah dalam aktifitas kemanusiaan, DUA juga memberi penghargaan sepenuhnya kepada RSUZA, PMI Kota Banda Aceh yang sudah menjadikan DUA sebagai mitra kerjasama demi menciptakan Aceh yang sehat dengan target Aceh Zero Thalassemia tahun 2035.

“Tahun lalu, bersama gubernur Aceh kita juga sudah mencanangkan thalassemia campaign, untuk terus mengkampanyekan tentang thalassemia dan meminimalisir jumlah penderita,” jelas Nunu, yang juga sebagai Founder Yayasan DUA.

Komunitas Darah Untuk Aceh (DUA) didirikan pada tanggal 24 April 2012 yang lalu.
Darah Untuk Aceh (DUA) adalah suatu wadah perkumpulan para pendonor darah sukarela dan tetap yang berdomisili di Aceh.

Darah Untuk Aceh yang semula memiliki tagline “Darah Sehat Selalu Ada Untukmu “ yang akhirnya berubah menjadi “Darah Untuk Aceh, Untuk Semua” berkomitmen untuk selalu berusaha memenuhi kebutuhan darah di PMI Aceh dengan mengundang semua masyarakat untuk menjadi anggota sukarela dan siap mendonorkan darah serta mengkampanyekan pentingnya donor darah untuk kesehatan pendonor maupun keselamatan bagi penerima transfusi darah.

Dalam perjalanannya, DUA menemukan bahwa ada kebutuhan yang sangat khusus akan kebutuhan darah, yaitu untuk penderita Thalassemia. Thalassemia adalah salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai di Indonesia dan Italia. Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini.

Untuk itu, akhirnya DUA memfokuskan diri untuk mendampingi para pasien thalassemia di Aceh dengan membantu pasien untuk mendapatkan transfusi darah yang baik untuk kelangsungan hidup mereka. Saat ini penderita thalassemia di Aceh yang tercatat lebih dari 300 pasien dengan variasi umur 1 tahun hingga 60 tahun.

Mengingat penyebaran thalassemia adalah melalui turunan dari orangtua, kini, Darah Untuk Aceh pun memiliki tagline yang baru yakni : *Beware of Thalassemia before You PING Someone.*

Kalimat ini berisikan ajakan untuk memeriksakan diri secara menyeluruh untuk memastikan kita bebas dari bawaan thalassemia, sehingga jika ada sepasang anak muda mengetahui kondisi dirinya, tentulah dia sudah bisa memastikan jalan hidupnya dimasa yang akan datang termasuk keturunan yang akan didapatkannya nanti.

Bisa dibayangkan, Aceh yang menyandang status sebagai daerah sabuk Thalassemia di Indonesia, jika tidak meminimalisir penyebaran penyakit ini, maka dalam jangka waktu 20-30 tahun kemudian, Aceh tidak akan memiliki generasi muda untuk melanjutkan kehidupan didaerah ini.

Memberi pemahaman dan edukasi tentang pentingnya menjadikan Aceh sebagai daerah “Zero Thalassemia” inilah yang kini menjadi tantangan yang paling menantang yang harus dilalui oleh DUA.

Pada kesempatan ini, selain meluncurkan produk bisnis charity Kopi DUAFE, Darah Untuk Aceh juga meluncurkan website Darah Untuk Aceh, yang berisikan informasi seputar aktifitas DUA, Informasi Donasi dan Informasi seputar perkembangan thalassemia di Aceh, Indonesia dan Dunia.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads