Museum Harus Jadi Tempat Rekreasi yang Menyenangkan

Pamera Nasional Museum Goes To Campus dengan tema dari tanah rencong untuk Indonesia resmi dimulai.

Kegiatan akan berlangsung dari tanggal 4-8 April 2017 di Kampus Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh.

Adapun sejumlah Museum yang ikut berpartisipasi pada kegiatan itu masing-masing, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Benteng Vredeburg, Museum Basoeki Abdullah, Museum Kepresidenan, dan Museum Negeri Provinsi Aceh.

Kepala Subdirektorat Permuseuman Sri Patmiarsi, pada kesempatan itu menyatakan dukungannya terhadap Universitas Serambi Mekkah yang ingin mendirikan sebuah museum di kampus tersebut. Namun sesuai peraturan pemerintah, pihak kampus diminta untuk melengkapi persyaratan pendirian sebuah museum.

“Kalau sudah ada koleksi, bangunan, ruangan dan SDM serta anggaran maka museum bisa segera terbetuk dan berdiri dengan megah disini,”ujarnya.

Tujuan Museum sendiri kata Sri Patmiarsi, sebagai sebuah lembaga yang melindungi, mengembangkan, memanfaatkan serta mengkomunikasikannya kepada masyarakat, sehingga museum bukan sekedar tempat penyimpanan benda-benda sejarah tapi juga wajib untuk mengkomunkasi kepada masyarakat.
Karena tugas museum, menurutnya sebagai tempat edukasi, studi dan kesenangan kepada masyarakat.

“Jadi masyarakat datang ke museum harus dengan perasaan nyaman dan menapatkan hiburan dari sebuah museum,”ujarnya.

Sementara itu Gubernur Aceh Zaini Abdullah dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Abdul Karim mengatakan keberadaan museum juga sebagai tempat untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi tentang sejarah, yang dapat mendukung pengembangan sector pendidikan serta pariwisata.

Ia menyampaikan apresiasi karena kegiatan itu dilaksanakan pada tanggal 4 April, bertepatan dengan hari lahirnya tokoh nasional/pahlawan nasional dari Aceh Teuku Moehammad Hasan yang merupakan pendidiri dari Kampus Universitas serambi Mekkah.

Dimulainya Pamera Nasional Museum Goes To Campus ditandai dengan pemukulan rapai serta pemotongan pita oleh Ketua Yayasan serambi Mekkah Teuku Sulaiman,staf ahli gubernur Aceh, dan Kepala Subdirektorat Permuseuman.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads