Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh melarang penggunaan kamera, telepon genggam, maupun alat perekam lainnya di bilik suara saat pencoblosan pilkada serentak 2017.
“Pemilih yang menggunakan hak pilihnya dilarang menggunakan kamera, telepon genggam, dan alat perekam lainnya di bilik suara,” tegas Ketua KIP Aceh Ridwan Hadi di Banda Aceh, Senin.
Perintah tersebut tertuang dalam seruan bersama KIP Aceh dan Panwaslih Aceh. Larangan penggunaan alat komunikasi maupun perekam gambar untuk menghindari kecurangan pemungutan suara.
Didampingi Ketua Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Aceh Samsul Bahri, Ridwan juga mengingatkan semua pasangan calon peserta pilkada serentak di Aceh untuk menghormati masa tenang.
“Pada masa tenang, pasangan calon maupun tim kampanye atau tim suksesnya dilarang melaksanakan kampanye dalam bentuk apa pun. Hormati larangan ini,” kata Ridwan Hadi.
Begitu juga saat pemungutan suara, sebut Ridwan Hadi, pasangan calon maupun relawan, tim sukses, dan pendukungnya dilarang mengenakan atau membawa atribut yang memuat gambar, nama, foto pasangan calon.
“Termasuk simbol atau gambar partai politik yang mengusung dan mendukung pasangan calon tertentu, termasuk mobil yang dibalut gambar pasangan calon. Ini dilarang karena bagian dari kampanye,” tegas dia.
Seluruh pasangan calon, tim kampanye, maupun tim suksesnya diimbau mematuhi seluruh aturan pilkada yang berlaku, serta menjaga situasi Aceh yang aman sekarang ini.
“Jaga kondisi Aceh yang kondusif ini. Buktikan Aceh mampu mewujudkan pilkada damai. Kami memastikan bahwa kami sebagai penyelenggara dan jajaran menjunjung tinggi integritas dan profesional dalam melaksanakan pilkada di Aceh,” kata Ridwan Hadi.
Pemilihan kepala daerah di Aceh gelar serentak antara pemilihan gubernur dan wakil gubernur dengan pemilihan 20 bupati dan wali kota beserta wakil dari 23 kabupaten dan kota di provinsi itu. Pilkada serentak tersebut digelar 15 Februari 2017. Antara