Banda Aceh — Open Data Labs Jakarta dan International Conference on Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) telah berhasil mengumpulkan dan memetakan data produk unggulan Gampong di Banda Aceh.
Data ini diolah dan dikembangkan untuk kemudian dibagikan ke publik baik dalam Negeri maupun luar Negeri.
“Kolaborasi ICAIOS dan Open Data Labs Jakarta yang telah melaksanakan penelitian produk unggulan gampong patut kita apresiasi,” ujar Asisten Administrasi Umum Setdakota Banda Aceh, M Nurdin S Sos saat membuka kegiatan Diseminasasi hasil program Produk Tanyoe (Galeri produk gampong unggulan berbasis web), Kamis (9/2/2017) di Aula Madani Lantai IV Gedung A Balaikota Banda Aceh.
Kata Nurdin, Banda Aceh memiliki 90 Gampong, dan setiap gampong memiliki sumber daya manusia yang potensial, kreatif dan inovatif untuk mengolah suatu produk, untuk dikembangkan dan dijual sebagai suatu produk olahan yang berkualitas.
“Namun kadang setelah barang jadi sudah berwujud suatu produk, muncul masalah pada pemasaran produk tersebut sehingga diperlukan suatu kegiatan promosi,” ujar Nurdin.
Karenanya, lanjut Nurdin, Pemko sangat mengharapkan kepada instansi terkait untuk dapat mendampingi dalam pemasaran produk unggulan suatu gampong. Sehingga dengan sendirinya produk unggulan gampong tersebut mudah dipasarkan baik dalam wilayah Kota Banda Aceh maupun keluar Kota Banda Aceh.
Dalam kesempatan tersebut, Nurdin juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Banda Aceh beberapa tahun yang lalu telah mencanangkan program one village one product atau satu gampong satu produk. Program ini diharapkan mampu mengembangkan perekonomian masyarakat Banda Aceh.
Manager Inovasi Open Data Labs Jakarta, Antya Widita mengaku tertarik hadir di Banda Aceh dan ikut mempromosikan produk-produk di Banda Aceh dengan menggunakan data dan berbasis web.
Ditanya seberapa efektif open data bagi promosi produk unggulan ini, Antya Widita mengaku program ini masih baru di Indonesia dan belum banyak memiliki contoh yang bisa digambarkan. Namun, lanjutnya sejauh ini sudah terlihat program ini bisa menjalin komunikasi antara pelaku usaha dengan Pemko. Jurang komunikasi itu sudah tidak ada lagi,” ungkapnya.
Terkait dengan produk yang ada di Banda Aceh, Antya Widita yang mengatakan produknya yang ditampilkan sangat unik dan khas. “Saya lihat ada yang dari tanah liat, tenunannya juga khas sekali dan makanannya juga sangat khas Aceh,” tambahnya.
Data awal yang sudah dikantongi International Conference on Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) dan Open Data Labs Jakarta, di Banda Aceh terdapat 368 produk dari program One Village One Product di Gampong-gampong yang selama ini telah didorong oleh Pemko. Dari jumlah tersebut yang sudah termasuk dalam Produk Tanyoe 140 produk.
Bagi warga Banda Aceh yang ingin mempromosikan hasil karyanya di Galeri Produk Tanyoe dapat mendaftar di website http://kotatnayoe.iloveaceh.org.
Pada acara ini, ada beberapa produk yang ikut ditampilkan dan dijelaskan sejarah pengolahannya oleh pengrajin, seperti:
– Beulangong Tanoh Produk dari Gampong Ateuk Jawo
– Tumurui Clothing Produk dari Gampong Laksana
– Dendeng Ikan Produk dari Gampong Alue Deah Teungoh
– Ramu Produk dari Gampong Lamteh
– Jernang Produk dari Gampong Ilie
– Keumamah Rajang Produk dari Gampong Lampulo
– Keumamamh Siap Saji Produk dari Gampong Ceurih
– Kerajinan Daur Ulang Aceh (Ainal Craft) dari Lampaloh
– Aneka Bumbu Masak Prosuk dari Gampong Lampulo.