Banda Aceh – Egeres Enerji -perusahaan asal Turki yang bergerak di bidang usaha ketenagalistrikan menyatakan minatnya untuk menanamkan investasi di Kota Banda Aceh, khususnya pada sektor pembangkit listrik tenaga angin/bayu.
Hal tersebut diutarakan langsung oleh Gunkut Kurtaran selaku Managing Director Egeres Enerji saat bertemu dengan Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh Bahagia beserta sejumlah pejabat terkait, Selasa (24/1/2017) di balai kota.
Mengusung visi generating green energy, perusahaannya sebut Gunkut, saat ini sedang dalam tahap finalisasi kerja sama dengan PLN untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di kawasan Garut. “Dan kedatangan kami ke Banda Aceh untuk meninjau lokasi potensial lain untuk proyek PLTB.”
“Selama dua hari di sini, sebagai tahap awal kami akan mengecek kondisi lapangan di area pesisir Banda Aceh dan juga sebagian Aceh Besar. Rencananya, minggu depan kami akan kembali dengan tim teknis untuk tindak lanjut dan berdiskusi lebih lanjut dengan para pihak terkait,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekda Bahagia menyambut baik ketertarikan Egeres Enerji untuk berinvestasi di Banda Aceh. Ia pun tak menampik jika sektor kelistrikan masih menjadi salah satu kendala pembangunan di Aceh, tak terkecuali Banda Aceh. “Padahal kita semua tahu jika listrik merupakan kunci masuk bagi investor.”
“Kami tentu sangat mendukung proyek investasi ini, dan kami akan menyiapkan data-data awal yang diperlukan Egeres Enerji,” kata Sekda yang pada kesempatan itu turut mempresentasikan kondisi geografis dan faktor-faktor pendukung pembangunan PLTB di Banda Aceh.
Sementara itu, perwakilan PT PLN (Persero) Wilayah Aceh Ediwan yang ikut hadir pada pertemuan itu mengungkapkan pihaknya saat ini mengelola listrik dari Aceh Tamiang hingga ke Banda Aceh dan beberapa daerah kepulauan. “Beban puncak listrik di wilayah Aceh yang terkoneksi dengan Sumut mencapai 390 mega watt pada malam hari. Sementara dari pembangkit lokal beban puncaknya sekira 80 mega watt.”
“Pembangkit PLN yang ada di Nagan Raya dan Arun belum dapat memenuhi kebutuhan listrik di Aceh, dan untuk kekurangannya selama ini dipasok dari Sumut. Rencana ke depan, ada beberapa proyek induk pembangkit listrik tambahan yang tengah dalam tahap konstruksi di antaranya di Arun 250 MW, Nagan Raya 220 MW, dan juga PLTA Peusangan.”
Terkait dengan proyek energi terbarukan yang ditawarkan Egeres Enerji, PLN kata Ediwan sangat mendukung dan memang juga telah menjadi komitmen pihaknya dalam hal mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. “Pembangkit listrik tenaga bayu atau angin ini belum ada yang berinvestasi di Aceh. Kajian seperti yang direncanakan Egeres Enerji ini juga belum pernah ada yang lakukan. Untuk itu, kami sangat membuka diri dan mendukung penuh proyek ini. Jika dibutuhkan, kami siap membantu data-data terkait hal teknis,” ujarnya.