Tak Ada Perayaan Malam Tahun Baru di Banda Aceh

Tepat jam 00.00 WIB,‎ Sabtu (1/1/2017), lonceng Gereja Katolik Hati Kudus Banda Aceh berdentang. Umat Nasrani yang menjadi kaum minoritas di kota yang menerapkan Syariat Islam ini sedang beribadah dalam rangka menyambut tahun baru masehi 2017.

Tak jauh dari sana, tepatnya di kawasan Bundaran Simpang Lima, Plt Wali Kota Banda Aceh Hasanuddin bersama Dandim 0101 BS Mahesa Fitriadi, Wakapolresta Sugeng Hadi S, Sekda Bahagia dan sejumlah pejabat lainnya tengah memantau situasi menjelang pergantian malam tahun baru.

Amatan dari lokasi, tak ada kembang api di langit Kota Banda Aceh. Suara terompet atau petasan pun tak terdengar. Arus lalu lintas juga terlihat lancar. Sesekali lewat pelantang suara, petugas yang standby di Pos Terpadu Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 Polresta Banda Aceh, mengimbau agar pengguna jalan tidak berhenti dan berkumpul di seputaran Simpang Lima.

Sebelum bergabung dengan tim di sana, Plt Wali Kota Hasanuddin bersama sejumlah pejabat terkait telah meninjau beberapa titik strategis di dalam kota. Start dari balai kota, Kadishubkomintel Aceh ini bergerak ke arah Ulee Lheue-Simpang Dodik-Lamteumen-Setui-Simpang Surabaya-Lueng Bata-Pango-Lampineung-Lamprit- Simpang Jambo Tape dan berakhir di Simpang Lima.

Hasilnya, tidak ditemukan adanya perayaan dalam bentuk apapun yang dilakukan masyarakat untuk menyambut malam tahun baru, kecuali umat Nasrani yang melakukan ritual keagamaan di empat gereja yang ada di Banda Aceh. Bahkan, guna lebih menjamin kenyamanan mereka beribadah, sejumlah petugas gabungan yang terdiri dari unsur TNI/Polri, Satpol PP, dan BPBD turut ditempatkan di sana.

Beberapa hari sebelumnya, Muspida bersama MPU Kota Banda Aceh telah mengeluarkan seruan kepada masyarakat agar tidak mengadakan kegiatan dalam bentuk apapun yang dikaitkan dengan malam tahun baru masehi, baik yang berbungkus dengan nuansa agama seperti zikir, tasinan dan tausiah hingga yang bersifat hura-hura seperti pesta kembang api, mercon, dan membunyikan terompet.

Berdasarkan hasil pengamatan Minggu dinihari tadi, seruan bersama ini telah dipedomani dengan sungguh-sungguh oleh warga Kota Banda Aceh, setidaknya dalam beberapa tahun terakhir. “Maaf Bang, saya tidak ikut-ikutan merayakan malam tahun baru. Selaku muslim, saya sudah merayakannya pada 1 Muharram lalu,” begitu ungkap salah seorang warga.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads