Pelaksana tugas gubernur Aceh Soedarmo menghimbau agar masyarakat Aceh di tingkat-tingkat kecamatan untuk membentuk dan mengembangkan komunitas-komunitas peduli bencana serta aktif mensosialisasikan teknik-teknik penanggulangan bencana.
Disamping itu menurut Soedarmo, kapasitas para personil Badan Penanggulangan bencana, Tim SAR dan tim-tim relawan lainnya juga perlu terus ditingkatkan.
“Benar bahwa Aceh berada di kawasan rawan bencana, tapi kita jangan panik menghadapi kondisi itu. Jika pengetahuan kebencanaan kita cukup baik, upaya mitigasi bencana akan dapat kita lakukan dengan lebih baik lagi,”ujarnya saat member sambutan pada peringatan 12 tahun tsunami Aceh di Masjid Baiturrahim Ule Lhue Banda Aceh, Senin (26/12).
Soedarmo berharap program penanggulangan bencana di daerah, benar-benar dijalankan dengan baik demi memberikan kenyamanan kepada masyarakat.
Ia berharap agar pemerintah Aceh dan kabupaten/kota punya sebuah Standar Operasional Prosedur (SOP) menghadapi bencana. Meskipun sudah 12 tahun berlalu, menurutnya belum terlambat bagi Aceh yang rawan bencana untuk menyusun sebuah perencanaan yang baik seperti rumah tahan gempa.
“Kita sudah arahkan BPBA untuk membuat itu. Mungkin belum terfikirkan, dan tidak ada kata terlambat, mari kita belajar dari Negara lain yang sering terkena bencna, seperti Jepang,”ujarnya.
Sementara itu Plt Walikota Banda Aceh Hasanuddin, mengajak masyarakat dan seluruh aparatur Gampoeng yang memiliki potensi bencana untuk memperkenalkan segala potensi bencana kepada anak dan tata-tata cara menanggulanginya.
Ia meminta agar bencana 12 tahun lalu dijadikan pelajaran, sehingga jika bencana tersebut terulang lagi, maka kerugian dan korban bisa dihindari seminimal mungkin.
“Setiap kita baik orang tua, guru dan tokoh dan pemerintah memiliki tanggungjawab dan peran masing-masing untuk mendidik anak dan guru memberikan pemahaman disekolah, sehingga setiap aspek dapat benar-benar dilaksanakan dengan baik ,”ujarnya.
Hasanuddin menyebutkan, setelah 12 tahun tsunami berlalu, masyarakat Aceh khususnya Banda Aceh telah membuktikan pada dunia bahwa masyarakat Banda Aceh adalah masyarakat yang tangguh, sehingga bencana besar yang terjadi tidak menghalangi masyarakat Banda Aceh untuk bangkit, sehingga tidak sedikit warga luar yang datang ke Banda Aceh untuk belajar dari pengalaman Banda Aceh dalam menghadapi bencana.
Turut hadir pada kegiatan tersebut wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud, Pangdam Iskandar Muda, Kapolda Aceh, Kepala Kejaksaan Tinggi Aceh.
Sebelum kegiatan puncak di komplek Masjid Baiturrahim Ule Lhue jajaran Forkopimda juga sempat melakukan ziarah ke kuburan missal Ule Lhue Banda Aceh.