Calon Gubernur Aceh Zakaria Saman atau akrab disapa Apa Karya menjadi pusat perhatian publik Aceh selama proses debat kandidat calon gubernur Aceh berlangsung di Hermes Palace Hotel, Kamis (22/12) malam.
Bekas Menteri Pertahanan GAM itu membuat suasana debat menjadi ceria dan tidak tegang, bahkan Apa Karya sempat membuat pemandu bahasa isyarat di salah satu TV swasta terdiam, bingung untuk menterjemahkan ulasan-ulasan Apa Karya dalam bahasa Aceh.
Apa Karya langsung membuat seisi ruangan tertawa saat menyindir pasangan nomor urut empat Doto Zaini dengan pertanyaannya dalam bahasa Aceh yang isinya, “Peu yang ka neupeuget?meunyoe ukeu jeut lom, peu neuganto kepala dinas lhee buleun sigoe?”(Apa yang sudah anda buat?kalau kedepan terpilih lagi apa ada rencana ganti kepala dinas tiga bulan sekali?).
Menjawab pertanyaan itu Doto Zaini menjelaskan, pergantian kepala SKPA bukan persoalan yang menentukan dalam pembangunan.
Ia memaparkan sejumlah program pembangunan yang telah dilakukannya selama lima tahun terakhir, Pembangunan jembatan Lamnyong yang selama ini membuat mahasiswa menderita karena macet.
“Saudara bisa lihat pertama yang saya buat adalah infrastruktur, jalan, masjid-masjid, sepeti masjid Baiturrahman, masjid kebanggan rakyat Aceh, saudara mungkin lupa sejarah,”ujarnya.
Jawaban tersebut ditimpali oleh calon wakil Apa Karya Alaidinsyah, menurutnya pergantian kepala SKPA enam bulan sekali adalah tindakan yang keliru.
“Kapan mereka berencana, kapan mereka mengawasi, kapan mereka bertindak, ini sesuatu tata kelola yang tidak baik, apalagi kalau naik kepala dinas harus membayar sekian puluh juta,”tambahnya.