Kadisbudpar : Wisata Halal Bukan Semata-mata Bisnis

Pertumbuhan sektor Pariwisata di provinsi Aceh cukup tinggi setiap, bahkan jauh lebih tinggi dari industri lainnya.

Selain itu Pariwisata juga punya potensi besar untuk dikembangkan, dikarenakan dengan modal yang kecil bisa menciptakan lapangan kerja yang cukup besar.

Hal demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Fahlevi pada kegiatan sosialisasi wisata halal, di Banda Aceh, Kamis (22/12).

Reza mengatakan kunjungan wisatawan ke provinsi juga mengalami tren kenaikan setiap tahunnya hingga mencapai angka 30 persen. Misalnya, Reza mencontohkan, untuk kunjungan wisatawan mancanegara dari angka 55 ribu kunjungan tahun lalu, menjadi 75 ribu kunjungan pada tahun ini, sementara untuk kunjungan wisatawan nusantara dari 1,7 juta tahun lalu menjadi 1,9 juta kunjungan tahun ini.

Reza menyebutkan setidaknya terdapat 8o3 objek wisata di provinsi Aceh, namun potensi tersebut belum semuanya menjadi destinasi wisata yang dikunjungi oleh wisatawan.

“Aceh punya garis pantai yang cukup panjang, punya kuliner yang enak dan aktifitas budaya yang sangat menarik, di wilayah tengah juga punya alam yang bagus, jadi kalau ujung sini wisata bahari, di tengah wisata alam, dan di timur wisata budaya, artinya potensi kita luar biasa,”lanjutnya.

Sementara itu terkait dengan wisata Halal, Reza mengatakan wisata halal merupakan kebutuhan bagi wisatawan muslim di dunia yang setiap tahunnya berkeliling dunia. Ia mencontohkan wisman Muslim dari Malaysia yang paling dominan datang ke Aceh setiap tahunnya, selalu meminta kepastian makanan halal dan hotel yang dekat dengan masjid.

“Kunjungan wisman Muslim Malaysia yang masuk melalui bandara SIM, tahun ini saja hamper 30 ribu orang,”tambahnya.

Besarnya jumlah wisman Muslim membuat sejumlah Negara di dunia menjadikan ini sebagai peluang bisnis sehinggat berlomba-lomba menyiapkan wisata halal, hotel halal  dan menyediakan paket wisata halal.

Menurut Reza, tujuan menjadikan Aceh sebagai tujuan wisata halal bukan semata-mata untuk bisnis, akan tetapi murni perintah agama, mengingat Aceh merupakan daerah yang menerapkan syariat Islam.

“Soal halal ini sudah menjadi standar global, dunia sudah mengatur itu maka kita harus mempersiapkan diri, jadi bagaimana kita perkenalkan Islam, kehidupan Islami yang ramah dan memberikan pelayanan yang baik,”tambahnya.

Untuk menjadikan wisata Aceh sebagai wisata halal kata Reza, akan terus dilakukan sosialisasi, sehingga semakin banyak hotel dan restoran yang memiliki sertifikasi halal.

“Kalau hotel tidak ada lebel halal, maka orang timur tengah itu nggak mau makan, makanya kita dorong agar punya lebel halal, dan ini tantangan kita,”ujarnya.

Seperti diketahui sebelumnya provinsi Aceh berhasil merebut dua penghargaan World Halal Tourism Awards (WHTA) 2016 di Abu Dhabi. Masing-masing, World’s Best Airport for Halal Travellers diraih Sultan Iskandar Muda Internasional Airport, Aceh, dan World’s Best Halal Cultural Destination diraih Aceh.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads