Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengatakan, pembangunan kembali gedung sekolah yang hancur dan mengalami kerusakan berat akibat gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter (SR) di Kabupaten Pidie Jaya, menjadi prioritas utama.
“Sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa di Pidie Jaya ini akan menjadi prioritas untuk dibangun dan direvitalisasi,” ujar Mendikbud saat meninjau sekolah yang rusak pascagempa di Pidie Jaya, Jumat (9/12).
Sekolah yang dikunjungi antara lain SMK Negeri Bandar Baru yang sebagian besar ruang kelasnya retak. Ada dua bangunan laboratorium yang kini rata dengan tanah, padahal biasanya digunakan untuk praktik bongkar motor dan tempat menginap para siswa. Beruntung, pada saat kejadian gempa tidak ada siswa menginap di sana.
Muhadjir dan rombongan kemudian mengunjungi SDN Peulandok Tunong dan SDN Masjid Trienggandeng. Kedua bengunan sekolah itu masih utuh, namun bagian dalam ruangannya telah rapuh.
Mendikbud juga mengimbau Dinas Pendidikan Pidie Jaya agar mengupayakan para siswa tetap dapat mengikuti proses belajar-mengajar di tenda-tenda darurat. Ia berjanji revitalisasi dilakukan secepat mungkin agar aktivitas sekolah kembali berjalan normal.
Dalam kunjungannya, Mendikbud yang didampingi Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, juga sempat mendatangi rumah duka Sakdiyah, guru SDN 1 Trienggadeng, Pidie Jaya, yang meninggal dunia akibat gempa tersebut. Almarhumah meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan rumahnya bersama sang suami dan seorang anak. Kini yang tersisa hanya anak sulungnya yang dalam kesempatan itu menerima santunan uang tunai dari Mendikbud.
“Sementara ini, ada tiga pendidik dan tenaga kependidikan meninggal dunia akibat gempa itu, yakni Ibu Sakdiyah Guru SDN 1 Trienggadeng, Ibu Rita Zahra Guru TK, dan Pak Basri Penjaga Sekolah SMAN 1 Trienggadeng,” ujar Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi Publik, Nasrullah.
Kemdikbud akan mengupayakan sekolah darurat di tenda dan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Kemensos untuk penanganan korban dengan melakukan terapi trauma. Pihak Kemdikbud memperkirakan jumlah sekolah yang rusak akibat gempa akan semakin bertambah. “Tim Kemdikbud sedang mendata, jumlah sekolah yang rusak. Kemungkinan besar jumlahnya semakin bertambah,” kata Nasrullah.
Liburkan
Sebelumnya, Dinas Pendidikan Pidie Jaya meliburkan kegiatan sekolah setelah gempa 6,5 SR mengguncang wilayah itu. “Aktivitas sekolah terpaksa diliburkan, meski hari ini anak-anak, khususnya sekolah dasar, sedang ujian semester. Ujian tinggal tiga hari lagi,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pidie Jaya, Saiful Rasyid.
Menurutnya, masyarakat terutama anak-anak masih trauma. Begitu juga dengan bangunan sekolah, banyak yang rusak akibat gempa. Beberapa sekolah yang dia kunjungi bangunannya rusak parah atau roboh. “SMK Bandar Baru merupakan sekolah yang rusak parah. Selain itu, ada bangunan perpustakaan di tujuh sekolah ambruk dan rata dengan tanah,” kata Saiful.
Data dari Dinas Pendidikan Pidie Jaya mencatat 84 sekolah rusak akibat gempa berkekuatan 6,5 SR yang terjadi di Pidie Jaya, Rabu (7/12) sekitar pukul 05.03 WIB. Kerusakan sarana pendidikan meliputi SD 60 unit, SMK 4 unit, SMP 15 unit dan SMA 5 unit. Rusaknya sarana sekolah menyebabkan aktivitas belajar lumpuh total.
Dinas Pendidikan Pidie Jaya belum mengetahui kepastian proses belajar mengajar dimulai. Padahal, saat ini siswa sedang mengikuti ujian semester ganjil di masing-masing sekolahnya. Kepala Dinas Pendidikan Pidie Jaya, Saiful Rasyid mengatakan, jumlah sekolah yang rusak berjumlah 84 unit, tersebar di Kecamatan Bandar Dua, Bandar Baru, Trienggadeng, Panteraja, dan Meureudu.
Kerusakan terjadi pada ruang kelas, ruangan laboratorium, RKB, ruang pustaka serta pagar sekolah. Pihaknya belum mengetahui jadwal aktif proses belajar-mengajar, karena sampai kini belum ada tenda belajar.
Analisa