Angka pengangguran Aceh pada tingkat pendidikan sarjanan atau tamatan universitas di Aceh cukup tinggi.
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat pada Agustus 2016 angka pengangguran tamatan universitas mencapai 10,77 persen. Sedengkan angka pengangguran dengan pendidikan SD kebawah hanya 3,07 persen dan SLTP hanya 3,01 persen.
Kepala BPS Aceh Wahidin menyebutkan, hal itu disebabkan oleh lapangan kerja yang diminati oleh sarjana belum tersedia, sedangkan untuk tamatan SD kebawah banyak bekerja di sektor pertanian dan konstruksi (Buruh).
Oleh sebab itu ia meminta pemerintah Aceh untuk menumbuhkan wirausaha baru, menciptakan pengusaha-pengusaha baru, serta membuka lapangan kerja.
“Rekrut tenaga sarjana dari berbagai macam ilmu ini menjadi pengusaha baru dan dibantu modalnya sehingga dia mampu menciptakan lapangan kerja, karena kalau sarjana ini dididik dan bantuan diberikan, mereka bisa berkembang,”ujarnya.
Wahidin menambahkan, jumlah angkatan kerja di provinsi Aceh pada Agustus 2016 mencapai 2,258 juta orang, atau bertambah sebanyak 23 ribu orang dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja bulan Februari 2016 lalu, dan bertambah hingga 75 ribu orang bila dibandingkan dengan Agustus 2015 silam.
Sementara untuk jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2016 mencapai 2,08 juta jiwa, bertambah sebanyak 34 ribu orang jika dibandingkan dengan Februari 2016 dan bertambah hingga 121 ribu orang bila dibandingkan dengan keadaan Agustus tahun 2015.
Ia menyebutkan jumlah pengangguran di Aceh pada keadaan Agustus 2016 mencapai 171 ribu orang,mengalami penurunan sekitar 11 ribu orang dibandingkan dengan keadaan Februari 2016.
“Tingkat Pengangguran Terbuka atau TPT di provnsi Aceh pada Agustus 2016 mencapai 7,57 persen, lebih rendah 0,56 persen dari TPT Februari 2016 yang mencapai 8,13 persen,”ujarnya.