Dinas Sosial Aceh membawa pulang tiga tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja sebagai pembantu di Malaysia. Satu di antaranya masih trauma berat akibat kekerasan yang diterimanya selama di sana dan dibuang di tengah jalan.
Ketiga TKW tersebut yaitu Suriati asal Pidie, Mariani asal Bireuen dan Wahyuni asal Pidie Jaya. Tak lama setelah mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, Mereka bertiga dibawa ke Pendopo untuk bertemu dengan gubernur Aceh Zaini Abdullah. Pertemuan dengan orang nomor satu di Tanah Rencong berlangsung sejak pukul 16.30 WIB, Selasa (18/10/2016).
Pantauan detikcom, Wahyuni, TKW asal Pante Raja, Kabupaten Pidie Jaya terlihat masih trauma berat. Ia hanya duduk mematung di depan gubernur. Untuk bersalaman, harus ada orang lain yang memegang tangannya. Air mineral yang diberi oleh beberapa perempuan yang mendampinginya, hanya dipegang saja.
“Besok silakan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa dan penyembuhan trauma,” kata Gubernur Aceh dalam sambutannya.
Tidak banyak informasi yang diketahui soal Wahyuni. Kepala Dinas Sosial Aceh, Al-Hudri, mengatakan, Wahyuni dibuang di tengah jalan oleh majikannya sebelum akhirnya ditemukan oleh polisi Malaysia. Ia kemudian diboyong ke KBRI di Kuala Lumpur.
“Ia tidak punya identitas apa-apa. Informasi tentang dia juga kita belum tahu karena dia tidak ngomong apa-apa. Masih trauma,” kata Al-Hudri.
Sementara dua TKW lainnya dibawa pulang karena selama bekerja di Malaysia tidak pernah dibayar gaji. Mereka juga sering dimarah-marahi sama majikannya.
Suriati dan Mariani kemudian mengadu ke KBRI di Kuala Lumpur. Pihak KBRI beberapa minggu lalu menghubungi Pemerintah Aceh. Setelah semua dokumen lengkap, hari ini mereka dibawa pulang ke kampung halaman.
“Masih ada tiga orang lagi di sana (KBRI). Sekarang masih diurus dokumen-dokumennya untuk dibawa pulang,” jelas Al-Hudri.
DETIK