Alokasi anggaran pendidikan Aceh yang lumayan besar secara Nasional dinilai tidak sebanding dengan prestasi yang mampu diraih dunia pendidikan Aceh. Alokasi anggaran yang begitu banyak setiap tahunnya ternyata hasilnya tidak signifikan dalam kemajuan pendidikan
“Pemanfaatan Anggaran terhadap pembangunan pendidikan di Aceh ibarat air di atas daun keladi, sudah disiram hilang lagi,” demikian disampaikan Wakil Ketua Fraksi Partai Aceh DR. Hj. Mariati MR. M.Si di DPR setempat.
Menurut Mariati, pembangunan pendidikan Aceh belum berkeadilan secara merata sampai ke pendalaman Aceh.
Hal ini didasari pada hasil rata-rata UN (Ujian Nasional) dan UKG serta angka IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yang sangat rendah, angka putus sekolah masih tinggi terjadi di Kabupaten/kota.
Hal ini dipastikan bahwa tingkat pembangunan Aceh bidang pendidikan, infrastruktur belum terpenuhi sesuai standar dan pelayanan yang baik, belum terpenuhi sebagaimana perintah undang-undang tentang pelaksanaan pendidikan.
Ia menuding perhatian pembangunan masih terpusat di ibukota saja, sementara di pedalaman Aceh, di daerah tertinggal dan terisolir belum menjadi fokus dan prioritas utama dalam pembangunan pendidikan, padahal tuntutan terhadap prestasi, nilai dan mutu harus sama antara kota dan gampong-gampong yang jauh di pelosok sana, yang masih minim fasilitas pendidikan.
“Masih ada pembangunan Ruang Kelas Belajar yang dibangun tapi belum dimanfaatkan sampai Bulan Juni 2016.Masih ada akses jalan menuju sekolah yang memprihatinkan, listrik tidak ada, masih ada sarana/prasarana yang belum terpenuhi sesuai standar dan indikator pencapaian yang ditetapkan, kualitas pembangunan sekolah kurang baik,”lanjutnya.