Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar event bertaraf internasional yang beri nama “Aceh International Rapa’I Festival 2016” yang digelar dari 26 hingga 30 Agustus mendatang di Banda Aceh. Event budaya pertama kali digelar ini mendatangkan musisi dan penyanyi dari dalam dan luar negeri yang berkolaborasi dengan musisi dan penyayi lokal Aceh.
Rapa’i adalah alat musik perkusi tradisional Aceh yang termasuk dalam keluarga frame drum, yang dimainkan dengan cara dipukul dengan tangan. Alat musik tradisional Aceh ini sering dimainkan pada upacara adat antaranya seperti upacara perkawinan, sunat rasul, mengiringi tarian tradisional, dan pada hari peringatan keagamaan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Reza Fahlevi dalam konferensi pers yang digelar hari ini, Kamis (25/08/2016) di ruang rapat dinas tersebut mengatakan, perkusi khas Aceh ini, Rapa’i, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Aceh baik secara filosofïs atau kultural.
Dalam even ini, lanjutnya, akan ditampilkan alat musik tradisional tidak saja dari Aceh; Rapa’i, tetapi juga performa alat musik tradisional dari Sumatera Barat; Tambua, dan Sumatera Utara; Gordang Sembilan.
“Grup kesenian dari internasional juga akan hadir meramaikan Aceh International Rapa’i Festival 2016 yaitu dari negara Cina, Thailand, Malaysia, Jepang, dan grup kesenian dari Timur Tengah, Iran,” sebut Reza.
Sedangkan musisi dan penyanyi yang akan meramaikan Aceh International Rapa’i Festival 2016 di Taman Ratu Safiatuddin yaitu Rafly, Gilang Ramadhan, Tompi, Daood and Grove and Rool, Steven Thornton.
Selain itu, event yang terbuka untuk umum ini tidak saja menggelar pameran alat musik tradisional juga menjajakan beragam kuliner tradisional Aceh yang bisa langsung disantap dan dicicip di Taman Ratu Safiatuddin.
Pada even ini, kata Reza, masyarakat tidak saja diberi pemahaman apa itu Rapa’i, jenis-jenisnya, dan dari mana daerah asalnya. Selain itu juga, pengunjung bisa mengenal kebudayaan dan alat musik tradisional dari Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Pun dari Malaysia, Jepang, Thailand, Cina, dan Iran.
“Event ini terbuka untuk umum. Selain bisa disaksikan di Taman Sultanah Ratu Safiatuddin, juga digelar di Museum Tsunami Aceh, dan Taman Budaya,” kata Reza.
Perhelatan yang rencanannya akan digelar setahun sekali ini, sebagai salah satu langkah dan komitmen Pemerintahan Aceh dalam melestarikan kesenian tradisi yang berkesinambungan sebagai jati kebudayaan Aceh.
“Umumnya kesenian tradisi Aceh bersifat perkusif dan dengan alasan itu, maka seni musik perkusi menjadi item pilihan dikegiatan Aceh International Rapa’I Festival 2016. Serta sekaligus menjadi ajang untuk memperkenalkan beragam khasanah seni perkusi Aceh ke mata dunia Internasional,” demikian kata Reza.
Pada Aceh International Rapa’i Festival 2016 akan diisi dan diramaikan performa group Band lokal Aceh dan zikir. Festival ini terbuka untuk masyarakat umum dan juga menampilkan berbagai pameran alat musik etnik dari berbagai daerah di Aceh, di provinsi lain di Indonesia, serta negara lain di dunia.