Meskipun mendapatkan anggaran yang cukup besar dari dana Otonomi Khusus (Otsus) setiap tahunnya, namun hingga kini Aceh belum mampu bangkit dari keterpurukan dengan tingginya angka kemiskinan.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, provinsi aceh menempati urutan kedua termiskin di sumatera.
Akan tetapi dengan sisa 10 tahun kedepan, jika dana otsus mampu dikelola secara maksimal maka kemiskinan di Aceh diyakini akan mampu diturunkan.
Hal itu diungkapkan Azwar Abubakar, mantan Menpan RB pada diskusi publik Refleksi 71 Tahun Kemerdekaan RI di Warung Kopi Banda Coffee, Rabu (24/08) di Banda Aceh.
Kegiatan yang mengambil tema “Urgensi Pemberdayaan Ekonomi Terhadap Perdamaian Aceh” juga diisi oleh nara sumber Dr. Amri, Pakar Ekonomi Unsyiah.
Menurut Azwar, untuk memperbaiki itu, yang harus dilakukan adalah dengan menampatkan orang-orang yang mempunyai integritas dan kampuan di bidang masing-masing sehingga mampu untuk mengatasi masalah tersebut.
Selanjutnya kata dia, dana otsus yang besar itu juga harus disinergikan dengan melibatkan masyarakat, serta melibatkan antar instansi. “Jangan masing-masing sektoral saja karena itu tidak akan mampu mengurangi angka kemiskinan Aceh,”paparnya.
Sementara itu, pakar ekonomi dari Unsyiah, Amri, mengatakan, angka kemiskinan Aceh akan berkurang jika program-program yang dilaksanakan jelas, tepat dan terukur.
“Jika program yang dilaksanakan tidak jelas, dan tepat sasaran maka akan sulit untuk mengurangi angka kemiskinan. Bahkan, kemungkinan angka kemiskinan di Aceh akan meningkat,”ujarnya.
Menurut dia, selama ini program-program yang dilaksanakan dinas-dinas masih tumpah tindih, dan tidak tepat sasaran, sehingga banyak program yang tidak mampu memberikan manfaat bagi kesejateraan masyarakat.
“Anggaran besar besar tapi angka kemiskinan di Aceh masih tinggi, ini artinya ada kesalahan dalam manjemen pemerintahan, kalau engak tidak mungkin angka kemiskinan tidak turun,”pungkasnya.