Walaupun berbeda etnis, suku, dan agama namun solidaritas tetap harus dijaga oleh generasi muda sebagai penerus estafet kepemimpinan bangsa.
Disamping itu pemuda juga dituntut memiliki wawasan kebangsaan yang tinggi sehingga tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing yang tidak sejalan dengan norma-norma bangsa Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa`aduddid Djamal saat membuka acara “Sosialisasi Peningkatan Rasa Solidaritas dan Ikatan Sosial di Kalangan Masyarakat”, Selasa (16/8/2016) di Aula SMK 1,2,3 Banda Aceh. Acara ini diselengrakan oleh Badan Kesbangpolimas dan BP Banda Aceh dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71.
Menurut Illiza, pesatnya perkembangan teknologi saat ini menyebabkan segala bentuk informasi dapat diperoleh dengan sangat mudah, dan hal itu membawa dampak yang kompleks baik bersifat positif ataupun negatif. “Ini menjadi salah satu pertimbangan Pemko Banda Aceh untuk memberikan materi wawasan kebangsaan bagi kalangan pelajar. Tujuannya, agar para pelajar tidak melupakan sejarah, budaya dan ideologi Pancasila serta lebih mencintai tanah air.”ujarnya.
Ia menambahkan, ragam persoalan yang membelit generasi muda saat ini sangat mengkhawatirkan -mulai dari tawuran, seks bebas, kecanduan game online hingga Narkoba. “Agama apapun di dunia ini pasti mengajarkan tentang kebaikan dan menghargai perbedaan. Oleh karena itu, mari kita isi kemerdekaan dengan sesuatu yang bernilai positif,” ungkapnya.
Sebagai insan yang berpendidikan, lanjutnya lagi, para pelajar harus bisa menjadi contoh bagi masyarakat sekitar. “Selalu berbuat yang terbaik demi meraih cita-cita sehingga dapat menjadi kebanggaan orang tua dan tujuan yang lebih besar lagi dapat mengharumkan nama bangsa dan Negara,”pungkasnya.