Kalangan mahasiswa mendesak Gubernur Aceh mencopot Hasanuddin Darjo dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Pendidikan Aceh, karena mengalokasikan anggaran yang tidak bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan.
Desakan tersebut disampaikan belasan mahasiswa dalam unjuk rasa di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Aceh di Banda Aceh, Senin. Dalam aksi tersebut, massa mahasiswa mengusung spanduk bertuliskan “Copot Darjo yang tidak masuk akal”, “Pemimpin Aceh tidur 24 jam”.
Mahasiswa dalam orasinya menyatakan, Dinas Pendidikan mengalokasikan anggaran Rp8,5 miliar untuk pembuatan videotron. Padahal, videotron tersebut tidak berdampak untuk peningkatan mutu pendidikan.
“Banyak sekolah di Aceh dalam kondisi memprihatinkan. Banyak anak Aceh butuh biaya sekolah. Namun, Dinas Pendidikan Aceh malah mengalokasikan dana untuk videotron yang tidak ada manfaatnya bagi masyarakat,” tegas Tiara, seorang pengunjuk rasa.
Sementara, pengunjuk rasanya lainnya menyatakan pendidikan Aceh masih terpuruk. Namun, Dinas Pendidikan Aceh tidak mampu mengalokasikan anggaran yang dinilai tepat sasaran.
“Untuk apa videotron itu. Ini program yang mubajir. Padahal, masih banyak kebutuhan peningkatan pendidikan. Kepala dinas hanya untuk mementingkan kepentingan diri dan kelompoknya sendiri. Bukan untuk kepentingan memajukan pendidikan Aceh,” kata mahasiswa dalam orasinya.
Mahasiswa menyatakan segera menyurati Gubernur Aceh Zaini Abdullah agar mencopot Hasanuddin Darjo dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Pendidikan Aceh.
“Dinas Pendidikan seharusnya mana kebutuhan, mana yang tidak. Tidak sedikit fasilitas pendidikan yang butuh perbaikan. Kami menginginkan Dinas Pendidikan program-program yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pendidikan,” kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Hasanuddin Darjo yang menemui massa mahasiswa mengakui kualitas, pelayanan, dan akses pendidikan masih kurang. Oleh karena itu Dinas Pendidikan Aceh berupaya meningkatkan semua kekurangan tersebut.
Menurut Hasanuddin Darjo, videotron yang diprogramkan tersebut untuk mengedukasi masyarakat. Selama ini, kampanye pendidikan melalui baliho. Namun, informasi yang disampaikan sangat terbatas.
“Maka, pemahaman kami perlu videotron untuk mengampanyekan pendidikan Aceh. Dengan videotron, apa yang disampaikan bisa lebih banyak lagi,” kata Hasanuddin Darjo.
Massa mahasiswa akhirnya membubarkan diri setelah mendengarkan penjelasan Hasanuddin Darjo. Aksi tersebut mendapat pengawalan ketat puluhan polisi.(Antara)