Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal ikut mengamati secara langsung Gerhana Matahari dari lantai empat Gedung Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Unsyiah di kawasan Ulee Lheue, Rabu (09/03).
Di Banda Aceh, gerhana matahari hanya terlihat sebagian yakni 70-76 persen area Matahari yang tertutup Bulan dan bayangannya. Sementara sejumlah daerah lainnya di Indonesia seperti Bangka Belitung, Palu, dan Palangkaraya mengalami Gerhana Matahari Total (GMT).
Ribuan warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa turut menyaksikan fenomena alam langka dari atas gedung berketinggian 18 meter yang juga difungsikan sebagai escape building tersebut.
Untuk mengamati Gerhana Matahari yang mulai terlihat pada pukul 06.45 WIB di ufuk timur itu, pihak Kanwil Kemenag Aceh bekerjasama dengan BMKG menyiapkan empat teleskop yang dapat digunakan secara bergantian oleh warga. Selain itu, ratusan kaca khusus juga disiapkan oleh panitia.
Walikota mengajak masyarakat a bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk melihat salah satu kebesaran Allah. “Tapi ini bukan wisata dan untuk bersenang-senang karena sangat bertolak-belakang dengan ajaran Islam. Saat gerhana terjadi, Rasulullah SAW bergetar sembari mengucapkan istighfar dan doa. Rasul takut akan datangnya yaumil akhir.”
Illiza berada di lantai atas Gedung TDMRC hingga puncak gerhana terjadi sekira pukul 07.22 WIB. Selanjutnya dengan berjalan kaki, Illiza bersama-sama warga menuju ke Masjid Baiturrahim yang berjarak sekira 300 meter untuk melaksanakan Shalat Gerhana berjamaah.
Masjid yang menjadi saksi bisu gempa dan tsunami 2004 lalu itu tampak tak mampu menampung ribuan jamaah yang hadir. Shaf Shalat jamaah pun meluber hingga ke perkarangan Masjid. Bertindak sebagai Imam adalah Ustaz Ivan Aulia Lc MA, sementara ceramah agama disampaikan oleh Ustaz Faturrahmi MSi.