Pemerintah Kota Banda Aceh siap membantu promosi terhadap produk dari hasil karya desainer-desainer yang ada di kota Banda Aceh asal sesuai dengan Syariat Islam yang merupakan identitas dari masyarakat Aceh.
Hal demikian disampaikan Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal pada pelantikan pengurus Indonesia Fashion Chamber Aceh Chapter Declaration di Aula SMKN Banda Aceh, Selasa (23/02).
Illiza mengatakan karya desainer-desainer Banda Aceh tidak kalah dengan desainer ditingkat nasional, namun Walikota mengingatkan bahwasanya Banda Aceh punya identitas yaitu syariat Islam, sehingga pakaian-pakaian yang ditampilkan harus sesuai dengan nilai-nilai syariat Islam itu sendiri.
“Buat apa cantik kalau Allah tidak suka. Maka saya ingatkan bahwa kita punya identitas syariat Islam yang harus kita junjung tinggi, maka saya tekankan kalau menciptakan karya yang indah di mata manusia dan juga indah di mata Allah,”lanjutnya.
Walikota berharap keberadaan IFC bisa mengangkat ornamen-ornamen Aceh dan nama Ache baik ditingkat nasional maupun internasional. Illiza mengakui perkembangan dunia fashion di Banda Aceh cukup baik, namun kreatifitas dan kualitas masih harus dipelajari kembali.
Sementara itu Penasehat IFC Darwati Agani menyebutkan sebagai daerah yang menjelankan syariat Islam, maka busana yang dikembangkan di Aceh haruslah busana Muslim.
Ia berharap dengan adanya IFC ini di Aceh, nantinya bisa melahirkan desainer-desainer muda dan industri-industri fashion. Anggota komisi VI DPR Aceh itu juga berharap keberadaan IFC harus mempu membina pengrajin-pengrajin yang ada di Aceh sehingga produk yang mereka hasilkan menjadi produk unggulan dan bernilai jual tinggi.
“IFC ini baru dikatakan berhasil jika mampu menghasilkan desainer-desainer muda dan lahirnya indstri fashion di Aceh ini, karena Aceh sebagai daerah yang menjalankan syariat Islam harus menjadi pusat pakaia muslim dunia,” ujarnya.