Peringatan 11 tahun bencana alam gempa bumi dan tsunami Aceh diperingati secara serentak di beberapa tempat di Kota Banda Aceh pada Sabtu (26/12).
Masyarakat sejenak larut dalam zikir dan doa dengan tetesan air mata kala mengenang para syuhada yang meninggal bahkan hilang tanpa jejak pada 26 Desember 2004 silam.
Di Gampong Cot Langkuweuh Kecamatan Meuraksa, Kota Banda Aceh juga digelar zikir, doa dan taushiah tsunami untuk masyarakatnya yang menjadi korban ie beuna tersebut.
Dalam musibah itu ada sekitar 2.300 jiwa masyarakat yang meninggal dan hilang tanpa diketahui jasadnya. Hanya sekitar 300 jiwa saja yang selamat. Bangunan pun luluh lantak dan rata dengan tanah. Bisa dibayangkan, betapa dahsyatnya tsunami yang melanda Gampong Cut Lamkuweuh ini.
Ketua Panitia Alfian menjelaskan selain zikir dan doa, peringatan tsunami tahun ini juga dengan pemberian santunan berupa uang kepada 12 anak yatim dan taushiah oleh Anggota DPD RI Perwakilan Aceh Tgk Ghazali Abbas Adan serta diakhiri dengan makan siang bersama.
“11 tahun sudah kita memperingati tsunami, ini wujud bahwa kita tidak pernah lupa dengan musibah besar yang pernah melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam,” kata Ghazali Abbas Adan.
Ia menambahkan musibah yang besar itu juga memberikan hikmah yang besar pula kepada masyarakat Aceh, yaitu selesainya konflik yang berkepanjangan di Aceh. Apa yang sudah di dapat sekarang, jangan disia-siakan. Juga perdamaian yang sudah ada dan harus dirasakan oleh seluruh masyarakat Aceh. Jangan hanya kelompok tertentu saja yang menikmatinya.
“Pembangunan pasca tsunami dan dana otsus harus untuk kesejahteraan rakyat. Apalagi dana otsus untuk Aceh akan berakhir pada tahun 2027. Juga menyangkut keamanan. Jika Aceh aman, tentu akan mudah masuknya para investor,”ungkap Wakil Ketua Komite IV DPD RI ini.