Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal membuka secara resmi babak final Lomba Cerdas Cermat Keamanan Pangan tingkat SD-SMP-SMA/sederajat. Acara ini diigelar oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Banda Aceh di Aula RRI Banda Aceh, Sabtu (31/10/2015).
Babak final tersebut diikuti oleh tiga tim dari masing-masing tingkatan sekolah. Untuk tingkat SD, ada perwakilan dari MIN Model, SD Nurul Islah dan SDN 54. Tingkat SMP diwakili oleh SMPN 4, MTsN Model dan SMP Islam Cendekia. Kemudian SMAN 3, SMK Modal Bangsa dan SMK Fajar Hidayah mewakili tingkat SMA/sederajat.
Syamsuliani, selaku Kepala BBPOM Banda Aceh dalam laporannya menyebutkan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kampanye keamanan obat dan makanan kepada para pelajar di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, untuk selanjutnya diteruskan kepada masyarakat luas.
Pada era globalisasi saat ini, sebutnya, jenis dan jumlah makanan yang beredar di pasaran semakin banyak. Para pelajar diharapkan dapat mejadi duta pemerintah yang bisa secara mandiri mengawasi peredaran pangan yang aman dan bermanfaat. “Baik dari segi kandungannya, kemasan hingga masa kadaluarsa suatu makanan atau obat-obatan.”
Walikota Illiza mengapresiasi BBPOM Banda Aceh yang menggelar cerdas cermat dalam rangka sosialisasi kemanan pangan kepada masyarakat. “Semoga acara ini bisa menjadi kalender tahunan, dan kedepan lebih besar lagi gaungnya,” katanya.
“Nanti BBPOM mungkin bisa mengadakan ajang khusus pemilihan duta keamanan pangan. Saya yakin kalau anak-anak muda yang terlibat langsung dalam sosialisasi keamanan pangan, tentu akan lebih mudah diterima oleh masyarakat kita,” kata Illiza.
Menurutnya, keamanan pangan itu sangat penting, dan jika masyarakat sudah mempunyai kesadaran yang tinggi, maka produsen tidak akan berani untuk memproduksi atau menyalurkan suatu produk makanan yang tidak memenuhi standar kesehatan.
“Dalam Islam, makanan itu haruslah yang halalan thayyiban. Artinya, makanan yang boleh dikonsumsi secara syariat dan baik bagi tubuh secara kesehatan. Untuk itu, penting pula untuk mempelajari tanda-tanda mana makanan yang masih alami dan mana yang sudah kena proses kimiawi,” pesan Illiza.
Pada kesempatan itu, walikota juga mengimbau para pedagang makanan di Banda Aceh agar hanya menjual makanan yang halalan thayyiban, termasuk pedagang yang berjualan di seputaran sekolah maupun di kantin-kantin sekolah.
Ia menambahkan, pihaknya secara berkala bersama BBPOM dan pihak terkait lainnya rutin melakukan pemeriksaan sampel-sampel makanan yang dijual dalam wilayah Banda Aceh. Dan kepada pedagang makanan yang mengandung zat berbahaya telah diberikan peringatan agar tidak mengulangi perbuatannya.
“Bagi yang kedapatan masih menggunakan zat-zat yang berbahaya seperti formalin maupun kandungan plastik dalam produk makanannya, mereka akan kita tindak tegas sampai dengan hukuman pidana jika diperlukan. Kedepan kita akan memastikan semua pedagang harus sudah terdaftar di BBPOM.”
Khusus kepada para pelajar, Illiza berpesan agar aktif mentrasnfer ilmu yang didapat dalam cerdas cermat keamanan pangan ini kepada masyarakat luas dengan memanfaatkan semua media yang ada seperti SMS, Twitter, dan Facebook. “Pesan Bunda yang terakhir, untuk ke sekolah lebih baik membawa bekal makanan sendiri dari rumah yang lebih terjamin kehigienisannya,” pungkas Illiza