Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal memaparkan presentasi soal energi dan pembangunan perkotaan yang berkesinambungan di hadapan Ratu Denmark Margrethe II di Grand Rubina Business Park, Jakarta, Jumat (23/10/2015).
Ratu Denmark dan rombongan ikut menghadiri acara Discussion on Renewable Energy dan Urban Sustainability+Danish Cleantech Showcase pada sesi Mayor’s Forum: Creating A Sustainable City. Pada acara itu, Illiza menjadi panelis bersama Wali Kota Pontianak Sutarmidji dan Wali Kota Bornholms-Denmark Winni Grosboll.
Dalam presentasinya, Illiza mengatakan membangun kota secara berkesinambungan dalam perspektif pembangunan berkelanjutan harus dilihat dari dua perspektif, yakni gender dan, lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya energi terbarukan.
Menurutnya, ada berbagai isu strategis dalam perspektif gender, yang dalam berbagai kasus selalu menghambat pembangunan,“Perempuan menghadapi kesulitan untuk hidup dalam keadaan yang lebih baik jika mereka tidak mampu mengakses tempat tinggal yang baik, pendidikan, proses politik dan administrasi, pelayanan dan ruang publik. Mereka juga rentan terhadap bencana.”ujarnya.
Disamping itu, kata Illiza, isu-isu lingkungan tetap menjadi sumber utama eksklusifitas perkotaan. “Kita telah menghabiskan banyak waktu dan dana untuk mengatasi isu-isu terkait kesemrawutan kota, kualitas kesehatan lingkugan yang menurun, memburuknya dampak perubahan iklim, biaya eksternalitas yang semakin mahal dan berbagai isu terkait pelayanan publik seperti distribusi air yang aman minum dan manajemen limbah padat.”lanjutnya.
Ia berpandangan, ketidaksetaraan gender adalah sumber utama disparitas dan tidak majunya pembangunan. Eksklusifitas timbul akibat proses pembangunan yang tidak sensitif gender. “Untuk itu, kami mengarusutamakan gender dalam proses perencanaan pembangunan, dan lebih dari itu, kami menyediakan aksi afirmasi bagi perempuan untuk membahas dan berkonsultasi dalam perencanaan pembangunan,”pungkasnya.