Konseling masih menjadi salah satu hal yang tabu bagi sebagian kalangan masyarakat Aceh.
Hal itu terlihat dengan minimnya masyarakat yang dengan kesadaran sendiri datang ke Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) khususnya yang ada di Banda Aceh.
Hal demikian diungkapkan Ketua PPKS Bungoeng Jumpa binaan BKKBN Aceh Faridah pada pertemuan dengan Kepala BKKBN Pusat Surya Chandra, Rabu (02/09).
Faridah menjelaskan semenjak terbentuknya PPKS Bungong Jumpa pihaknya melakukan sejumlah kegiatan diantaranya konseling.
Setidaknya ada delapan jenis pelayanan konseling yang telah rutin dijalankan antara lain konseling keluarga balita dan anak, konseling pranikah, konseling keluarga harmonis, konseling lansia, konseling remaja dan pembinaan usaha ekonomi.
Dalam melayani konseling pihaknya didampingi dua orang Konselor dari prodi Psikologi Unsyiah Banda Aceh. Faridah menambahkan pelayanan dari pihaknya dilakuakn dengan Cuma-Cuma atau gratis.
”Kalau kita melihat perkembangan remaja, prilaku remaja di Aceh semakin mengkhawatirkan, banyak yang mengarah ke negatif daripada positifnya,”ujarnya.
Sementara itu salah seorang Psikolog pada PPKS Bungong Jumpa, Novita Sari menyebutkan pihaknya menangani sejumlah persoalan khususnya persoalan kenakalan remaja dan persoalan rumah tangga.
Novita mengakui kenakalan Remaja umumnya sangat dipengaruhi oleh keluarga, dan lingkungan sekitar.
“Penyebabnya rata-rata dari masalah keluarga, misalnya orang tua tidak memperhatikan anaknya, kemudian juga kesulitan keluarga, lingkungan sekitar juga berpengaruh, tapi awalnya tetap dari keluarga, bagaimana kontrol keluarga , pola asuh dan sebagainya,”ujarnya.
Sementara itu Kepala BKKBN Pusat Surya Chandra Surapaty dalam pertemuan itu mengajak para siswa-siswi yang hadir untuk mengutamakan pendidikan sebelum melangkah untuk membina rumah tangga atau menikah.
Ia mengingatkan para remaja agar menikah dengan penuh perencanaan, bagi perempuan ia menyarankan menikah pada usia 21 tahun dan laki-laki minimal umar 25 tahun.
“Jadi saya harap adik-adik remaja menikah itu harus dengan rencana, bukan menikah karena bencana (akibat pergaulan bebas),”lanjutnya.
Pada kesempatan itu Surya Chandra juga membuka kesempatan dialog dengan para relawan PPKS, konselor, serta tokoh masyarakat yang hadir.