Perkembangan dan pertumbuhan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi di Kota Banda Aceh sangat signifikan, dan setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.
Jumlah UMKM dan Industri Kecil Menengah (IKM) sampai saat ini berjumlah 8.405 unit atau sampai dengan 3,4 persen dari jumlah populasi penduduk Kota Banda Aceh. Sementara itu, untuk percepatan pertumbuhan perekonomian suatu daerah/kota, diperlukan prasyarat 5-7 persen pelaku UMKM.
Hal tersebut disampaikan oleh Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal di hadapan Menteri Koperasi dan UKM RI AA Gede Ngurah Puspayoga pada acara pembukaan Pameran UMKM di Pasar Aceh, Senin (10/8/2015).
Selain itu Illiza menyebutkan, pasca tsunami, secara kuantitas pertumbuhan Koperasi di Kota Banda Aceh juga sangat signifikan yaitu sejumlah 818 unit Koperasi atau rata-rata mengalami pertumbuhan 5-8 persen setiap tahunnya, “Sedangkan secara kualitas, komposisi Koperasi yang aktif sebanyak 463 unit dan tidak aktif 355 unit,” urai Illiza.
Pemko Banda Aceh pada tahun ini akan melaksanakan program pembubaran koperasi yang tidak aktif sebanyak 80 unit. “Program pembubaran ini akan terus dilakukan setiap tahunnya sehingga pada akhir 2018 seluruh koperasi di Kota Banda Aceh 100 persen aktif.”lanjutnya lagi.
Pada kesempatan itu, Illiza juga mengungkapkan permasalahan utama yang dihadapi para PKL di Kota Banda Aceh adalah belum tersedianya tempat berusaha yang layak, “Untuk itu mohon kiranya kepada Bapak Menteri Koperasi dan UKM RI, pada 2016 untuk dapat memprioritaskan program fasilitas bantuan penataan PKL seperti yang pernah diberikan pada tahun 2013,” pungkas Illiza.