2016, Siswa Dilarang Bawa Kendaraan Ke Sekolah

Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, Jum’at (22/5/2015) menerima kedatangan tim penilai Wahana Tata Nugraha (WTN) dari Kementerian perhubungan. Republik Indonesia di ruang rapat Walikota, Balaikota Banda Aceh.

Tim yang dipimpin  Karlo Manik   ini sudah beberapa hari tiba di Banda Aceh untuk menilai transportasi, fasilitas jalan dan rambu, parkir, hingga akses fasilitas jalan untuk penyandang cacat di Kota Banda Aceh.

Kata Karlo, hasil penilaian ini nanti akan disampaikan ke Jakarta untuk kemudian diputuskan oleh tim apakah layak mendapatkan piala WTN tahun 2015.

“2013 saya sudah pernah ke Banda Aceh, dan saya lihat kota ini sudah berkembang dari sisi fasilitas transportasi, seperti jalan, halte, terminal hingga fasilitas traffic light yang lumayan modern dilengkapi dengan CCTV dan pengeras suara untuk sosialisasi disejumlah persimpangan,” ungkap Karlo.

Namun kata Karlo, ada beberapa hal yang harus dibenahi Banda Aceh terkait transportasi dan lalu-lintas dimana pertumbuhan kenderaan setiap tahunnya bertambah 10 hingga 12 persen setiap tahunnya.

“Tidak mungkin Pemerintah membangun ruas jalan baru terus menerus. Saya pikir solusi yang tepat adalah transportasi massal. Ini solusi paling efektif, sekarang bagaimana kita bisa mendorong warga mau menggunakannya,” ujar Karlo.

Caranya, Pemerintah harus menyediakan transportasi massal yang nyaman dan aman sehingga warga mau menggunakannya dan meninggalkan kenderaan pribadi mereka dimana dengan kalkulasi transportasi massal jauh lebih murah dari sisi ekonomi.

Sementara itu, Illiza menyampaikan dalam membangun transportasi di Banda Aceh, Pemko terus berupaya semaksimal mungkin memberikan pelayanan dan kemudahan bagi warga, terutama untuk warga menengah ke bawah.
“Intinya kita ingin fasilitas transportasi ini bisa dinikmati oleh warga menengah ke bawah dengan nyaman dan aman,” ujar Illiza.

Kata Illiza, selama ini ketersedian transportasi umum di Banda Aceh masih dilayani oleh mobil penumpang modifikasi (labi-labi)  memang tidak manusiawi karena tidak memberikan kenyamanan dan keamanan. Mulai tahun depan, Pemko akan mengoperasikan 32 unit Bus yang akan melayani 6 koridor di Banda Aceh.

“32 unit bus ini dilengkapi dengan AC, pastinya nyaman. Untuk ketertiban lalu-lintas, bus ini akan didukung 17 halte yang akan kita bangun, seperti halte Busway di sejumlah kota-kota lain di Indonesia,” tambah Illiza.

Selain itu, Illiza juga mengungkapkan pengoperasional angkutan massal ini tidak akan menemui kendala karena hampir seluruh ruas jalan di Banda Aceh dalam kondisi yang sangat bagus. Ditambah lagi jalan-jalan sudah didukung trotoar untuk pejalan kaki dan akses bagi penyandang cacat.

“Meski ada sejumlah kelemahan-kelemahan, intinya kita berupaya membenahi transportasi dan tertib lau-lintas di kota Madani ini. Target kita bukan untuk meraih penghargaan atau piala, karena tujuan kita sebenarnya adalah untuk memberikan pelayanan terbaik dalam rangka memanusiakan manusia,” tutup Illiza.

Sebagaimana diketahui, sejak diselenggarakan enam tahun yang lalu, penilaian yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan ini, Kota Banda Aceh telah meraih tiga piala WTN berturut-turut, yakni dari 2012 hingga 2014. Sedangkan tahun 2009 samapi 2011, Banda Aceh meraih plakat. Dan sejauh ini, untuk Provinsi Aceh, prestasi ini hanya diraih Banda Aceh, sedangkan 22 kabupaten/Kota lainnya belum berhasil meraihnya.

Sementara itu Kadishubkominfo Kota Banda Aceh Muzakkir Tulot  dalam paparannya menyebutkan nantinya anak sekolah hanya diantar oleh bus sampai ke halte sementara dari gampong mereka difasilitasi oleh kendaraan labi labi. “Bus ini nantinya akan kita jadikan feeder yaitu sebagai penghubung sekolah – sekolah dan daerah pemukiman.” kata Muzakkir.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads