Di Banda Aceh Dubes Swedia Pelajari Syariat Islam

Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Mrs Johanna Bismas Skoog telah berada di Banda Aceh. Setelah melakukan pertemuan dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Dubes yang juga didampingi Wakil Direktur Jenderal dan Kepala Departemen Regional Asia dan Pasific Kementerian Luar Negeri Swedia, Mrs Helena Sangeland, Mantan Sekretaris Negara pada Kementerian Luar Negeri di Stockhlom, Mr Bengt Save Soderbergh serta pejabat administratif Departemen Regional Kementerian Luar Negeri Swedia, Johan Hultquist berkunjung ke Balaikota Banda Aceh, Rabu (8/4/2015). Rombongan diterima Sekdakota Banda Aceh Ir Bahagia DiplSE bersama para Asisten dan Kadis Syariat Islam Kota Banda Aceh Mairul Hazami.

Di Balaikota, Mrs Johanna dan rombongan juga menanyakan hal-hal seputar Syariat Islam, terutama terkait dengan Islam memperlakukan kaum perempuan. Johanna Bismas Skoog menanyakan apakah peneparan Syariat Islam yang diberlakukan di Banda Aceh mebatasi ruang gerak perempuan dalam kontribusinya untuk pembangunan?.

Tekait hal ini, Bahagia meminta Kadis Syariat Islam Kota Banda Aceh, Mairul Hazami untuk mejelaskan.

Kata Mairul, Islam tidak diskriminatif dan sangat menghormati keberadaan perempuan. Dalam penerapan Syariat Islam di Banda Aceh, kaum perempuan justru diberi ruang yang seluas-luasnya dalam proses perencanaan pembangunan Kota

“Warga Kota juga sangat respect dengan perempuan, buktinya warga memberikan kepercayaan kepada perempuan untuk memimpin Banda Aceh, pada sosok Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE, Walikota Banda Aceh,” ujar Mairul.

Mairul juga memaparkan, kaum perempuan di Banda Aceh melalui Women Development Center (WDC) dan Balee Inong merupakan wadah yang selama ini mendorong kaum perempuan untuk tampil di depan melalui Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (Musrena).

“Semua ide-ide dan aspirasi kaum perempuan diserap di Musrena untuk kemudian ditindaklanjuti di tingkat Musrenbang Kota Banda Aceh,” jelas Mairul.

Selain menghormati perempuan, Islam juga sangat menghargai dan menghormati terhadap pemeluk agama lain. Hal ini dapat dibuktikan dengan kondusifnya kehidupan umat beragama di Kota Banda Aceh dimana masing-masing pemeluk agama dapat melaksanakan kegiatan ibadah sesuai dengan ajarannya dengan nyaman.Di Banda

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads