Kelompok Bersenjata Muncul Karena Ketidakadilan

Munculnya kelompok-kelompok kriminal bersenjata khususnya di pedalaman Aceh Utara dan Aceh Timur tidak terlepas dari ketidakadilan yang diperoleh oleh sekelompok orang pasca perdamaian Aceh tahun 2005 silam.

Hal itu terungkap pada rapat koordinasi keamanan Aceh antara DPR Aceh, Panglima Kodam Iskadar Muda, Kapolda Aceh dan Pemerintah Aceh di gedung serbaguna DPR Aceh, Rabu (01/04).

Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Agus Kriswanto mengatakan dalam kasus pembunuhan anggota TNI pihaknya tidak hanya sekedar melihat kenapa anggota TNI yang diibunuh, akan tetapi kenapa mereka berbuat seperti itu. Pangdam berharap pembangunan Aeh harus dilakukan secara adil sehingga tidak muncul lagi kelompok-kelompok baru.

Pada kesempatan itu Pangdam menegaskan akan tetap mengejar para pelaku, pasalnya kelompok bersenjata itu selain membunuh dua anggota TNI juga merampas senjata milik TNI.

Kapolda Aeh Irjen Polisi Husein Hamidi mengatakan hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan pengejaran terhadap pembunuh anggota TNI di Aceh Utara dan Personil polisi di Pidie.

Untuk pengejaran di Aceh Utara polda Aceh menurunkan 135 personil polisi ditambah dua tim dari polda dan dua SSK prajurit TNI. Hingga saat ini diakuinya belum ada rencana untuk menambah pasukan untuk mengejar kelompok yang diperkirakan berjumlah 15 orang.

Menurut Kapolda, dari cara menjalankan aksinya, kelompok bersenjata ini beraksi dikarena faktor ekonomi. ”Motifnya ekonomi, karena mereka melakukan pemerasan dan penculikan dengan tujuan pemerasan, selain itu mereka tanam ganja, ini semuanya motif ekonomi,”lanjutnya.

Kapolda menambahkan pihaknya sudah memetakan saat ini ada tiga kelompok bersenjata yang beraksi di Aceh Utara dan Aceh Timur. Anggota kelompok ini sebagian berasal dari mantan kombatan, dan beberapa orang diantara mereka sudah ditangkap.

Kapolda menambahkan secara umum kondisi Aceh saat ini sangat kondusif. Aksi-aksi kriminalitas hanya terjadi di beberapa titik, khususnya Aceh Utara dan Aceh Timur. Hal itu disebabkan masih adanya peredaran senjata api secara illegal didua daerah tersebut.

Sementara itu terkait aksi penembakan Polisi di Pidie, kapolda yakin tidak ada kaitannya dengan aksi penembakan anggota TNI di kabupaten Aceh Utara.

Sementara itu Sekda Aceh Dermawan mengakui untuk mengakhiri aksi dari kelompok-kelompok bersenjata harus dilakukan dengan pendekatan kesejahtraan, dan hal itu menjadi tanggungjawab dari pemerintah Aceh. disamping juga keterlibatan dari pemerintah kabupaten/kota dan pihak swasta.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads