14 Persen Rakyat Aceh Alami Gangguan Jiwa

Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan Ketua beserta Anggota Komisi VI beserta Mitra Kerja Komisi VI di bidang kesehatan, menerima kunjungan delegasi dari Hedmark University College (HUC) Of Norwegia, Jum’at (13/2) di ruang Badan Musyawarah.

“Ini merupakan lanjutan dari kerjasama kita, meliputi pertukaran staf dan mahasiswa, pemberian beasiswa, pengembangan SDM Rumah Sakit Jiwa dan Program penelitian lainnya,” ujar wakil Ketua DPRA, Dalimi.

Dalam kesempatan itu, Dalimi juga mengucapkan terimakasih atas bantuan Pemerintah Norwegia pasca Tsunami dan diharapkan kerjasama ini bisa berlangsung dimasa mendatang  dan lebih ditingkatkan dengan cakupan yang lebih luas, seperti bekerjasama dengan Universitas lainnya yang ada di Aceh.

Sementara itu, Prof. Arild Granerud perwakilan dari Hedmark University College Of Norwegia juga menyinggung tentang Pelayanan Kesehatan Jiwa untuk Aceh, terapi lingkungan merupakan alat untuk meningkatkan keselamatan pasien.

“Tantangan pelayanan kesehatan jiwa di Aceh karena gangguan jiwa lebih berat daripada kesehatan jantung, penyakit gangguan jiwa lebih dekat dengan kemiskinan.” ujar Prof. Arild Granerud.

Selain itu, Prof Arild juga memberi masukan kepada Pemerintah Aceh tentang masalah gangguan jiwa yang saat ini melanda Indonesia. Gangguan jiwa merupakan masalah kesehatan masyarakat dan sekitar 14 %  masyarakat Aceh mengalami gangguan jiwa.

“Penyebab gangguan jiwa yaitu Biofisikologi dan sosial, oleh karena itu ketika seseorang mengalami gangguan jiwa sudah menjadi tugas kita untuk membantu yaitu memberikan pelayanan, memperlakukan dengan hormat dan dibina,” ungkapnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads