Pembimas Katolik Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Aceh Baron Ferryson Pandiangan berharap kepada pemerhati kerukunan untuk membuang jauh pola fikir negatif saat menyampaikan tentang Aceh.
Baron berharap agar kedepan semua pihak untuk mengangkat sisi-sisi positif tentang Aceh khususnya terkait bagaimana masyarakat Aceh menghargai kebergamana antar umat beragama disini.
Ia mengakui saat ini semakin banyak pengaruh dari luar yang masuk ke Aceh, oleh karena itu ia berharap adanya sikap saling pengertian dan menghargai pluralitas yang berkembang di Aceh
“Kepada pemerhati kerukunan saya juga harapkan, coba kita buang dulu pola fikir negatif dan cara menyampaikan tentang Aceh ini, karena banyak yang datang kepada saya seperti Aceh Institute, dan segala macam, selalu latar belakang yang disampaikan hal yang negatif. Tapi menurut saya Aceh yang menghargai keberagaman ini yang kita angkat. Kita angkat yang positif lah bukan yang negatif,” pintanya.
Sebagai umat Katolik Baron mengakui akan besarnya warna keislaman di Aceh ini, akan tetapi hal itu diakuinya sama sekali tidak menghambat pihaknya sebagai umat Katolik. Bahkan menurut Baron banyak juga warga Katolik yang bekerja dan pensiun di Aceh serta berbaur dengan masyarakat Aceh dengan tetap mengedapankan kearifan lokal di Aceh.
“Menurut saya siapa pun bisa bekerja disini, cari makan disini, tapi tetap menghargai kearifan lokal disini. Saya sebagai Katolik tau disni ada warna keislaman yang kental tapi tidak menghambat saya sebagai Katolik,” ujarnya.
Menurutnya, meskipun menjalankan syariat Islam, Aceh masih dalam NKRI yang saling menghargai. Apalagi menurutnya konsep Katolik dengan konsep Islam juga mengajarkan begaimana hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan manusia.
“Saya lihat seperti di Islam ada Hablumminallah dan hambluminannas, kami juga ada itu,” ujarnya. Baron mengakui juga telah menulis sejumlah artikel tentang menghargai keberagaman yang berbeda dalam keragaman yang ia lihat di Aceh ini.